Soloraya
Senin, 21 Januari 2013 - 10:50 WIB

KELURAHAN KALIANCAR: Pembibitan Lele Kembali Dikembangkan

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Camat Selogiri, Bambang Haryanto (kiri) akhir pekan kemarin melihat kolam ikan lele milik Suparmin yang merupakan anggota Kelompok Mina Sumber Rejeki di Lingkungan Gunung Wijil, Kelurahan Kaliancar. (Ayu Abriyani KP/JIBI/SOLOPOS)

 


Camat Selogiri, Bambang Haryanto (kiri) akhir pekan kemarin melihat kolam ikan lele milik Suparmin yang merupakan anggota Kelompok Mina Sumber Rejeki di Lingkungan Gunung Wijil, Kelurahan Kaliancar. (Ayu Abriyani KP/JIBI/SOLOPOS)

Advertisement

Kecamatan Selogiri, Wonogiri kini tengah menggencarkan pembibitan ikan lele. Camat Selogiri Bambang Haryanto berencana menjadikan wilayahnya sentra pembibitan ikan air tawar terutama ikan lele.  Pengembangan itu berada di sejumlah lokasi, salah satunya di wilayah Kelurahan Kaliancar.

Sekitar dua atau tiga tahun lalu, pembibitan lele tersebut sudah ada tetapi akhirnya kolaps. Sebab, permasalahan harga pakan ikan, perubahan musim, minimnya sarana dan prasarana dihadapi sendiri. Tapi, setahun terakhir, pembibitan ikan lele tersebut mulai dikembangkan kembali secara kelompok.

Advertisement

Sekitar dua atau tiga tahun lalu, pembibitan lele tersebut sudah ada tetapi akhirnya kolaps. Sebab, permasalahan harga pakan ikan, perubahan musim, minimnya sarana dan prasarana dihadapi sendiri. Tapi, setahun terakhir, pembibitan ikan lele tersebut mulai dikembangkan kembali secara kelompok.

Di kelurahan yang memiliki 1.806 kepala keluarga (KK) dengan jumlah penduduk sebanyak 6.895 jiwa tersebut, ada sekitar 60 warga yang melakukan pembibitan ikan lele dengan sistem kelompok. Kelompok tersebut tersebar di tiga lingkungan yakni Kaliancar, Gunung Wijil dan Gunung Gadung.

Warga tertarik melakukan pembibitan ikan lele karena pekerjaan mereka sebagai petani di sawah tadah hujan hanya bisa panen dua kali musim tanam. Lahan yang mereka garap juga bukan milik sendiri alias milik pemerintah. Di wilayah Kelurahan Kaliancar, pembibitan ikan lele bermula dari seorang warga bernama Kasmo yang hobi memelihara ikan air tawar. Ia lalu mencoba mengembangkan pembibitan ikan lele.

Advertisement

Pada 2007, Pemkab mulai memberi bantuan berupa sarana dan prasarana, indukan dan pembinaan kelompok. Pendapatan yang mereka dapat bisa mencapai 200% dari modal apabila pembibitan berhasil.

“Dari modal awal sekitar Rp1 juta, pendapatan yang didapat bisa mencapai Rp3-4 juta jika pembibitan berhasil. Sebaliknya, kerugian juga bisa mencapai 200% apabila pembibitan gagal atau bibit ikan lele semuanya mati,” kata Kasmo saat ditemui Solopos.com di Kantor Kelurahan Kaliancar, akhir pekan kemarin.

Berharap Bantuan

Advertisement

Sayangnya, sementara ini mereka berhenti melakukan pembibitan karena kerap hujan deras yang membuat banyak bibit ikan lele mati. Mereka berharap ada bantuan berupa penutup kolam yang berupa plastik ultraviolet (UV) untuk menahan hujan tetapi bisa menyerap sinar matahari.

Selain itu, kendala lain yakni sulitnya pakan bibit ikan lele yang berupa cacing sutra. Cacing yang biasanya  didapat di sungai-sungai itu hilang terbawa air hujan. Mereka pun harus mencari ke wilayah lain dengan harga yang mahal. Ada juga pakan pengganti yang dibuat pabrikan dengan harga Rp250.000/mangkok kecil, sedangkan harga cacing biasa yakni Rp12.000/liter.

Lurah Kaliancar, Sagimin, berharap ada bantuan agar usaha pembibitan tersebut tetap bertahan.  “Potensi ini sayang jika dibiarkan saja. Apalagi, pak Camat berencana mengembangkan Kecamatan Selogiri untuk sentra pembibitan ikan air tawar. Kami ingin mendukung rencana itu karena bisa meningkatkan kehidupan ekonomi warga.”

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif