Soloraya
Sabtu, 19 Januari 2013 - 01:47 WIB

Sudarmono, Sejarawan Solo Yang Ingin Sembuh Sebelum Pensiun...

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sudarmono terbaring lemah di rumahnya di kawasan Mangkubumen, Banjarsari, Solo ditemani istrinya Tri Darmani, Jumat (18/1/2013). (Muhammad Khamdi/JIBI/SOLOPOS)

Sudarmono terbaring lemah di rumahnya di kawasan Mangkubumen, Banjarsari, Solo ditemani istrinya Tri Darmani, Jumat (18/1/2013). (Muhammad Khamdi/JIBI/SOLOPOS)

Terdengar suara lirih saat Solopos.com menyapa Sudarmono yang terbaring lemas di kamarnya. Suara itu terdengar tak begitu jelas, namun mimik bahagia terpancar dari raut muka sejarawan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo ini.

Advertisement

Ya, Sudarmono kini terbaring lemah di rumahnya sejak November lalu. Penyebabnya karena kadar gula atas penyakit diabetes mellitus (DM) dalam tubuhnya naik.

Sebelum terbaring di rumah, Sudarmono pernah menjalani perawatan satu pekan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Moewardi Solo. Karena tim medis menyatakan kadar gula dalam tubuh Sudarmono normal, akhirnya keluarga memutuskan untuk membawa pulang dan dirawat sendiri di rumah.

“Bapak sudah merasakan sakit saat berada di Denpasar, Bali, September lalu. Waktu itu, bapak diundang mengikuti acara seminar selama empat hari. Di hari ketiga, gula naik mencapai 800 mg. Akhirnya bapak dirawat di rumah sakit Denpasar, Bali. Ya, biasa kalau tidak dikontrol keluarga, bapak kadang makan-makanan yang menjadi pantangan,” ujar istri Sudarmono, Tri Darmani, 60, saat dijumpai di rumahnya di Jl Yosodipura 136, Mangkubumen, Banjarsari, Jumat (18/1/2013) siang.

Advertisement

Tri menceritakan suaminya pernah terserang penyakit stroke. Sejak itu, daya tahan tubuhnya agak menurun. Ditambah lagi dengan penyakit gula yang kadar gulanya tidak stabil.

“Pokoknya kalau disanding keluarga, ya bapak bisa mengontrol pola makanannya. Namun saat jauh, keluarga enggak bisa apa-apa,” jelas Tri.

Kendati tubuh Sudarmono sudah lemah, menurut Tri, jika malam hari semangat untuk sembuh terdengar dari bibirnya.
”Bapak masih bisa ngomong, tapi tidak jelas suaranya. Nah, saat malam hari bapak tiba-tiba ngomong sendiri kayak orang mengigau. Kadang omongannya nyambung, kadang ya enggak nyambung. Disangkanya mungkin masih sehat, dia ingin sembuh lalu bertemu dengan teman-temannya. Bapak kangen diskusi,” papar Tri yang setia merawat suaminya saat sakit.

Advertisement

Menurut Tri, banyak teman dan dosen dari kampus UNS Solo beberapa kali menengok dan menanyakan perkembangan kondisi kesehatan salah satu sejarawan Solo ini. Dukungan doa dari teman-teman Sudarmono itulah yang menguatkan Tri untuk sabar dalam merawat suami tercintanya.

”Bahkan saya sudah mengurus surat lampiran atau persyaratan pensiunan bapak. Surat itu diajukan 15 bulan sebelum masa pensiun bapak habis. Masa pensiun bapak dimulai tanggal 14 September 2014,” ujarnya.

Advertisement
Kata Kunci : Sakit Sejarawan Sudarmono Uns
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif