Khazanah
Jumat, 18 Januari 2013 - 11:15 WIB

Mencetak Ulama yang Ahli Sains

Redaksi Solopos.com  /  Tim Solopos  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Agus Purwanto. (FOTO/Istimewa)

Agus Purwanto. (FOTO/Istimewa)

Ribuan orang yang mengikuti pengajian di Masjid Al Falah, Sragen, Minggu (13/1), tertegun dengan penjelasan ilmiah Isra dan Mikraj Nabi Muhammad SAW. Selama ini, umat Islam hanya memahami perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan naik ke langit hingga ke Sidratul Muntaha sebagai peristiwa luar biasa yang sulit untuk dicerna akal.

Advertisement

Nah, dalam kesempatan itu, peristiwa luar biasa tersebut dengan gamblang dijelaskan oleh doktor di bidang fisika dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Agus Purwanto.

“Kenapa Isra Mikraj malam hari, tidak siang. Karena Mekkah berhadapan dengan matahari. Jadi jika perjalanan siang hari, dalam delapan menit [Rasul dan Jibril] masuk matahari,” ujar pria kelahiran Jember, 1964 ini.

Penjelasan ilmiah tentang Isra dan Mikraj juga ia tulis lengkap di blog-nya.

Advertisement

Agus dikenal sangat tekun untuk merekonstruksi ayat-ayat Alquran kauniyyah yang terlupakan untuk dipelajari kembali. Dia meneliti 800-an ayat alam semesta yang tertulis dalam Kitabullah yang dapat jadi inspirasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Hal tersebut ia tulis dalam bukunya Ayat-Ayat Semesta yang terbit 2008.

Salah satu ayat ia jelaskan kepada Espos di Ponpes Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen yaitu ayat 18 pada Surat An Naml. Di dalamnya ada pengetahuan yakni pemimpin semut adalah seekor ratu berjenis betina. “Ini analisis teks. Silakan ahli biologi membuktikan. Inilah wahyu untuk sains,” tutur pria lulusan S1 Fisika ITB dan doktor fisika Universitas Hirosima Jepang.

Salah satu langkah untuk mewujudkan cita-cita besarnya, yakni melahirkan intelektual muslim yang paham teks Alquran sekaligus sains dengan mengembangkan trensains (pesantren sains). Satu di antara dua model trensains yang sedang ia garap yakni SMA Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen pada 2013 ini. Model lainnya Pesantren Tebu Ireng Jombang yang diasuh Shalahudin Wahid, dimulai pada 2014.

Advertisement

SMA trensains yaitu sistem pendidikan pesantren yang menguatkan pemahaman tentang Islam dan sains pengetahuan. Menurut Agus, trensains ini untuk menjawab kegelisahan atas minimnya intelektual muslim yang menguasai teks Alquran sekaligus ilmu sains. “Lulusannya diharap bisa masuk ke perguruan tinggi di dalam dan luar negeri. Juga dapat membawa Islam pada kejayaan dan penguasaan sains,” ujar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif