News
Selasa, 15 Januari 2013 - 16:14 WIB

CAPRES 2014: Farhat Abbas Vs Rhoma Irama, Pilih Mana?

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Rhoma Irama-Farhat Abbas (Foto Twitter)

Rhoma Irama-Farhat Abbas (Foto Twitter)

JAKARTA—Pengacara, Farhat Abbas dan Raja Dangdut Rhoma Irama telah menasbihkan diri sebagai calon presiden (Capres) 2014 mendatang, meski beberapa parpol belum menunjukkan sinyal positif mengusung mereka.

Advertisement

Soal pencalonan capresnya itu, Farhat Abbas sudah melancarkan ‘perang’ kepada calon pesaingnya, Rhoma Irama, di Pilpres 2014 mendatang. Baik Farhat maupun Rhoma jauh-jauh hari sudah menawarkan jualan mereka.

Dalam catatan detikcom, sedikitnya ada empat hal yang bisa diadukan antara Farhat dan Rhoma. Farhat mengklaim lebih unggul dari Rhoma dari segi kinerja sebagai pengacara. Namun Rhoma dalam beberapa kesempatan menegaskan, dirinya unggul dari segi elektabilitas karena konsernya selalu membeludak.

Kegantengan vs Raja Dangdut
Farhat Abbas akan menjual kegantengannya dalam Pilpres 2014. Hal ini terlihat dari foto pribadinya yang bertuiskan ‘Photo farhat abbas Capres muda terganteng sepanjang sejarah pemilihan Presiden RI, dukung Farhat Abbas Pilpres Indonesia’.

Advertisement

Farhat mengakui dirinya sengaja ‘menjual’ ketampanan wajahnya agar makin dikenal masyarakat luas. “Biar orang ingat saya,” tutur dia. Dengan bangga Farhat menyebut banyak orang yang mengakui ketampanannya.

Bagaimana dengan Rhoma? Pria berusia 65 tahun ini akan menjual statusnya sebagai Raja Dangdut. Dia mengklaim semua warga Indonesia sudah mengenalnya lewat lagu dan penyanyi dangdut. Hal ini terlihat saat konser Soneta di mana pun, selalu dipadati massa.

“Saya rasa masyarakat sangat tahu saya. Setiap konser Soneta di mana pun, lapangan tidak muat. Seperti dalam Pilkada, Soneta tampil di alun-alun, lapangan, selalu tidak mampu menampung massa. Elektabilitas saya tinggi,” kata Rhoma.

Sumpah Pocong vs Perbaiki Akhlak Bangsa
Farhat Abbas punya kebijakan tersendiri untuk memerangi korupsi bila terpilih menjadi presiden di tahun 2014. Dia akan mewajibkan semua pejabat di bawahnya melakukan sumpah pocong agar tak korupsi.

Advertisement

Kebijakan itu juga terpampang di beberapa baliho fotonya dengan tulisan ‘Wajib Sumpah Pocong untuk Tak Korupsi dan Tak KKN’. Farhat menilai hal itu sebagai komitmen pejabat agar tak korupsi.

Dia yakin, sumpah pocong tidak melanggar aturan. Sumpah pocong ini merupakan budaya masyarakat Indonesia. Sumpah pocong itu diberlakukan agar mereka benar-benar taat dan tidak korupsi.

Sementara untuk Rhoma Irama, fokus utama pemerintahannya nanti adalah untuk memperbaiki akhlak bangsa. Dia menilai, masyarakat sudah tak punya akhlak dan budi pekerti.

“Sejak puluhan tahun, saya berkeliling pelosok tanah air, Kalimantan, Papua. Saya kenal bangsa ini. Sekarang akhlak bangsa ini telah terlempar, tidak ada lagi budi pekerti, semua tindakan korupsi, anarkisme, tawuran antar suku terjadi karena tidak adanya akhlak. Itu yang urgent, akhlak yang buruk,” terangnya.

Advertisement

Baliho vs Lagu Dangdut
Meski pemilu 2014 masih cukup lama, Farhat Abbas mulai memasang baliho terkait pencapresannya. Baliho itu mengusung slogan Aku Indonesia dan Majukan seni budaya Indonesia.

Baliho-baliho ini akan dipasang di Jakarta dan kota-kota lain. Pantauan detikcom di Ciputat, baliho itu cukup besar berukuran sekitar 3×8 meter terpampang di Jalan Ir Haji Juanda, dari Lebak Bulus sekitar 100 meter sebelum pasar Ciputat, Tangerang Selatan.

Baliho tersebut memajang foto Farhat Abbas yang mengenakan jas biru dengan latar belakang foto bendera merah putih. Sebuah tulisan berwarna putih cetak besar terlihat jelas “Presiden RI”, tanpa menuliskan tahun. Dan visi yang diusung, Majukan Seni Budaya Bangsa. Di sisi paling atas, tertulis Aku Indonesia.

Rhoma Irama punya cara lain untuk ‘jualan’ program. Dia akan menyebarkan semangat pemberantasan korupsi dan HAM lewat lagu dangdut.

Advertisement

“Lirik-lirik lagu saya menggambarkan visi dan misi saya sebagai anak bangsa untuk persatuan nasional. Saya juga berkomitmen memberantas korupsi dan menghormati HAM,” terang Rhoma.

Rhoma tak sembarang bicara. Rekam jejak lagunya dari album solo hingga album bersama grup musik Soneta ingin mengubah kondisi masyarakat Indonesia menjadi yang lebih baik. Lihat saja lagu Mirasantika yang menasihati masyarakat akan bahayanya minuman keras dan narkotika.

Isu Rasis vs Isu Poligami
Di tengah ‘jualan’ program dan visi misi, Farhat Abbas juga terkenal lewat sensasi. Dia saat ini tengah menghadapi masalah isu rasisme yang berujung pada laporan di kepolisian.

Isu berawal dari tweet Farhat soal Ahok yang diunggah dalam akun twitter @farhatabbaslaw, isinya “Ahok protes, Dasar Ahok plat Aja diributin! Apapun plat nya tetap Cina !”

Lalu, dia diprotes dan dilaporkan oleh pengacara Ramdan Alamsyah yang mewakili Komunitas Intelektual Masyarakat Betawi (KIMB) dan Anton Medan yang mewakili PITI. Farhat telah meminta maaf atas kicauannya dan berharap laporan ke polisi tidak berlanjut.

Rhoma Irama juga kerap diserang dengan isu pribadi. Terutama soal perempuan dan pernikahan siri. Bagi raja dangdut ini, apa yang dia lakukan dengan perempuan sudah sah secara agama. Bukan cacat politik. Rhoma berpoligami sesuai perintah agama.

Advertisement

“Presiden Soekarno juga poligami. Dan itu tidak melemahkan perjuangan beliau untuk bangsa ini,” terang Rhoma.

Rhoma menegaskan, dalam perjalanan hidupnya, ketika berhubungan dengan perempuan, itu dilandasi hubungan yang sah. Tidak ada yang melanggar agama. “Bukan skandal seks seperti Bill Clinton dengan Monica Lewinsky. Jadi itu (nikah siri) bukan suatu aib,” terang Rhoma.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif