News
Senin, 14 Januari 2013 - 19:41 WIB

2012, Okupansi Okupansi Rata-Rata Solo Menurun 8%

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO — Okupansi rata-rata kota (city occupancy) Solo sepanjang 2012 ini merosot hingga 8%. Hal itu disebabkan oleh bertambahnya hotel baru di Kota Bengawan yang tidak diimbangi dengan jumlah tamu hotel.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia PHRI (PHRI) Solo, Abdullah Suwarno mengatakan city occupancy seluruh hotel baik yang berbintang maupun nonbintang di Solo sekitar 58% pada 2012. Jumlah itu merosot 8% dari rata-rata okupansi kota keseluruhan hotel pada 2011 yang mampu mencapai sebesar 66%.

Advertisement

“Beberapa faktor yang menyebabkan menurunnya okupansi hotel itu karena waktu Lebaran dan liburan berdekatan. Selain itu juga bertambahnya hotel baru namun tingkat kunjungan masih sama,” ujarnya saat dihubungi Solopos.com, Senin (14/1/2013).

Oleh karena itu, PHRI Solo meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Solo untuk membuat semacam moratorium pemberian izin untuk pembangunan hotel baru. Moratorium itu dapat diterapkan dalam jangka waktu sekitar dua-tiga tahun. Tujuannya supaya hotel yang sudah ada dapat merancang strategi untuk meningkatkan tingkat huniannya.

“Bagi hotel yang sudah mengantongi izin ya silakan lanjut didirikan, tetapi untuk yang baru mengajukan izin sebaiknya dibatasi dulu mengingat yang sudah ada saat ini sudah cukup banyak,” terangnya.

Advertisement

Menurut Abdullah, pihak pemasaran hotel selama ini sudah berupaya untuk meningkatkan okupansi. Namun, upaya itu belum cukup optimal untuk mendongkrak okupansi selama 2012. Apalagi, okupansi hotel di Solo ini rata-rata masih mengandalkan dari sektor meeting, incentive, convention and exhibition (MICE). Ke depan, ia berharap Pemkot, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo dan pemangku lain mampu bersinergi menciptakan Solo sebagai kota tujuan wisata.

Sementara itu, General Manager Solo Paragon Hotel Budi Prihardjanto mengatakan keberadaan Solo sebagai destinasi wisata itu memang harus diperkuat. Pasalnya, jika Solo dilihat sebagai kota destinasi lalu lintas wisatawan akan meningkat. Selain itu, pelaku usaha jasa perhotelan juga dapat membidik segmen pasar baru dari free individual traveler (FIT).

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci : Hotel Okupansi Solo
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif