Umum
Senin, 7 Januari 2013 - 21:48 WIB

Prostitusi Kestalan Makin Bebas di Siang Hari...

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/dok)

Ilustrasi (Antara)

Mekar, 30, [bukan nama sebenarnya] tampak sibuk di sebuah gang kecil di daerah Kestalan depan Stasiun Balapan, Solo, Senin (7/1/2013) pagi. Dirinya terlihat mulai mengenakan bedak dan keperluan make up lainnya di pinggir jalan tersebut.

Advertisement

Dirinya juga tak menghiraukan ketika ada orang yang melintas dan memperhatikannya dan ia tetap sibuk berdandan di pinggir jalan itu. Waktu menunjukkan Pukul 08.30 WIB, setelah selesai berdandan, Mekar mulai merapikan bajunya yang vulgar itu. Ia lalu memasukkan peralatan make up tersebut ke dalam tas jinjing miliknya.

Setelah itu ia beranjak dari tempat duduknya dan berjalan sekitar tiga puluh meter. Iaa terlihat berdiri dengan memasang senyuman, setiap ada orang melintas ia selalu melambaikan tangan dan diajak untuk ngamar [berhubungan seks]. Dari lambaian tangan Mekar itu, tak jarang ada orang yang berhenti, mereka berbisik-bisik kepada Mekar dan langsung pergi. Ada juga yang berbisik-bisik lalu menyodorkan sebuah telepon genggam kepada Mekar, tetapi ia menolaknya.

Ketika Solopos.com bertanya yang dilakukannya tersebut,  Mekar mengungkapkan  dirinya adalah salah satu pekerja seks komersial (PSK) yang menjajakan kenikmatan sesaat di Kawasan Kestalan.  Menurutnya ia telah beroperasi di kawasan itu sejak bertahun-tahun lalu.

Advertisement

Wanita asal Sragen ini mengaku tidak takut dan risih beroperasi pada siang hari. Padahal yang melintas di kawasan itu tidak hanya pria hidung belang, melainkan warga sekitar dan bahkan anak-anak kecil.  Ia mengaku tidak ada pengawasan ataupun kontrol dari pemerintah, sehingga ia dan puluhan teman-temannya bebas beroperasi bahkan di siang hari.

“Sudah jarang ada grebekan di sini, jadi kita bisa bebas mangkal siang dan malam. Saya saja lebih sering mangkal pagi hari, daripada malam hari, waktunya juga lebih longgar,” katanya.

Tarif yang dipatok, menurutnya juga bervariasi, tergantung siapa yang mengajak kencan. Jika orang kaya, tarif yang diberlakukann akan tinggi, namun jika pelanggannya biasa-biasa saja, tarif yang di patok juga rendah.

Advertisement

“Tergantung pelanggannya, biasanya kita buka harga Rp80.000 dan masih bisa nego. Itu sudah termasuk biaya kamar untuk kencan,” sambungnya.

Sementara itu pantauan Solopos.com Senin pagi, puluhan PSK melakukan hal yang sama seperti Mekar. Mereka terlihat menjajakan diri di beberapa gang di kawasan Kestalan. Bahkan ada yang menjajakan diri di depan sebuah Taman Kanak-kanak yang ada di kawasan itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif