News
Minggu, 19 April 2009 - 20:24 WIB

PM Abhisit: Keadaan darurat tetap diberlakukan di Bangkok

Redaksi Solopos.com  /  Aksara Solopos  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Bangkok—-Ibukota Thailand, Bangkok dapat tetap tenang  dibawah keadaan darurat  untuk satu minggu lagi setelah satu usaha pembunuhan politik  yang menimbulkan kekuatiran terjadinya aksi kekerasan lebih jauh, kata Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva, Minggu.

Dalam pidato mingguannya di televisi, Abhisit juga  merinci lebih luas menyangkut usaha untuk mengamendemen konstitusi tahun 2007  yang kontroversial  dalam upaya menyelesaikan krisis politik yang telah lama berlangsung.

Advertisement

“Saya mengharapkan  apabila saya bertemu dengan anda lagi  Ahad depan . Kita akan merasa seperti biasa  lagi dan masyarakat tenang kembali,” katanya mengenai keadaan darurat yang diberlakukan selama seminggu protes-protes  yang menewaskan  dua orang  dan KTT Asia di negara itu terpaksa dibatalkan.

Keadaan itu diberlakukan  di seluruh kota berpenduduk 10 juta jiwa itu  dan daerah-daerah sekitarnya, tetapi  tidak banyak berdampak  pada kegiatan sehari-hari. Tidak ada jam malam dan pasukan hanya terlihat di beberapa daerah  jauh dari lokasi-lokasi wisata.

Advertisement

Keadaan itu diberlakukan  di seluruh kota berpenduduk 10 juta jiwa itu  dan daerah-daerah sekitarnya, tetapi  tidak banyak berdampak  pada kegiatan sehari-hari. Tidak ada jam malam dan pasukan hanya terlihat di beberapa daerah  jauh dari lokasi-lokasi wisata.

Abhisit berikrar akan mencari mereka yang bertanggungjawab atas penembakan hari Jumat terhadap Sondhi Limthongkul, seorang pemimpin inti gerakan protes “baju kuning”  menentang mantan PM Thaksin Shinawatra  yang digulingkan dalam kudeta militer tahun 2006.

Sondhi berada dalam kondisi stabil  mulai sembuh akibat luka di kepala setelah pria-pria bersenjata menembaki mobilnya dengan senapan otomatis, Jumat, yang meningkatkan ketegangan setelah sepekan  aksi protes di jalan-jalan  yang melibatkan para pemrotes “baju merah” yang setia pada Thaksin.

Advertisement

“Silahkan jangan menjadikan masalah ini  menjadi satu aksi konflik kekerasan yang lebih luas yang akan membahayakan demokrasi,” katanya.

Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD) yang dipimpin Sondhi tidak ikut serta  dalam aksi kekerasan politik yang memaksa pemerintah membatalkan  KTT penting Asia  pekan lalu setelah para pendukung Thaksin  menyerbu lokasi KTT di daerah wisata Pattaya.

Unjuk rasa PAD  tahun 2008  yang berpuncak pada pendudukan bandara-bandara Bangkok dan menggangu  dua pemerintah pro Thaksin  yang akhirnya digulingkan melalui satu keputusan pengadilan.

Advertisement

Tidak ada pemimpin PAD yang ditahan atau dituduh  terlibat dalam pendudukan bandara-bandara itu  yang menyebabkan  ribuan wisatawan asing  terlantar dan merusak ekonomi negara itu.

Pihak aparat keamanan  menahan para pemimpin baju merah  yang melakukan pengepungan selama tiga minggu  kantor-kantor Abhisit di kompleks Kantor Pemerintah , yang berakhir  pekan lalu setelah pasukan mengepung kelompok itu.

Front Persatuan bagi Demokrasi menentang Kediktatoran (UDD) yang mengenakan baju merah menuntut Abhisit mundur dan menyerukan pemilu baru, yang menuduh kemenangannya dalam pemungutan suara di parlemen Desember lalu tidak sah.

Advertisement

Abhisit, Minggu kembali menolak  melakukan pemilu baru  dan mengatakan ada risiko tinggi bagi terjadinya kerusuhan dalam situasi politik sekarang.

Jalan-jalan kota Bangkok kini kembali tenang, tetapi perselisihan antara elit istana Thailand dan unsur kelas menengah  masyarakat Thailand  yang menentang Thaksin dan para pendukung mantan PM itu di pedesaan  tetap mendalam.

Pemilu baru akan diselenggarakan berdasarkan konstitusi yang dirancang oleh pemerintah dukungan militer tahun 2007, yang menurut para pengeritik  tidak demokratis dan telah menjadi sumber ketegangan politik.

Abhisit mengatakan partai-partai  diberikan waktu dua minggu untuk mengajukan usulan bagi amendemen, yang akan diajukan kepada masyarakat untuk disetujui. “Jika kita dapat memperoleh persetujuan itu, kita akan melakukan amendemen-amendemen.”

Sumber: Antara
Oleh: Anik Sulistyawati

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif