Khazanah
Jumat, 4 Januari 2013 - 10:56 WIB

Meneropong Tata Surya , Menentukan Kalender

Redaksi Solopos.com  /  Tim Solopos  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

AR Slamet Riyadi

Di salah satu atap gedung bertingkat di kompleks Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, terdapat sebuah kubah. Bentuknya mirip dengan kubah Observatorium Bosscha, Bandung, namun ukurannya lebih kecil.

Advertisement

Di dalamnya ada seperangkat peralatan teropong yang tertutup kain, beberapa meja dan lampu penerangan. Di ruang lainnya, terdapat beberapa teleskop dan peralatan penunjang. Di ruang ini, Kepala Laboratorium Astronomi PPMI Assalaam, AR Slamet Riyadi, mengamati benda-benda langit.

“Dari sini kita bisa melihat sistem tata surya, meneropong galaksi, melihat Matahari, Bulan, mempelajari astronomi atau ilmu falak,” kata Slamet, Rabu (2/1).

Kubah observatorium yang dilengkapi sejumlah teleskop canggih baru dibangun 2011.

Advertisement

Di ponpes itu juga dibentuk Club Astronomi Santri Assalaam (CASA) yang mempelajari ilmu astronomi. Para santri belajar ilmu falak dan memahami sistem tata surya dan perbintangan. Kubah observatorium tersebut tidak hanya dinikmati santri, pihak luar pun dapat belajar ilmu falak. Beberapa kali ia menerima kunjungan siswa sekolah-sekolah di Solo untuk belajar astronomi.

Ilmu falak sangat dibutuhkan dalam kehidupan umat Islam. Di antaranya untuk menentukan arah kiblat. “70 Persen masjid di Solo kurang tepat arah kiblatnya, pelan-pelan perlu kita luruskan supaya tepat.”

Selain itu, juga penentuan awal bulan kalender Hijriah. Penentuan ini sering dimanfaatkan dalam berkaitan dengan penentuan awal Ramadan dan Idul Fitri. Dan yang terpenting adalah mengetahui waktu salat yang tepat. “Keempat mengetahui gerhana. Gerhana tidak tiba-tiba, bisa kita hitung kapan, bahkan ratusan tahun mendatang bisa kita hitung.”

Advertisement

Lelaki kelahiran Salatiga, 40 tahun silam ini belajar ilmu astronomi bukan dari meja kuliah, melainkan autodidak dari Internet, buku dan bergaul dengan astronom nasional dan dunia. “Jurusan astronomi di Indonesia hanya ada di ITB, saya coba tapi tidak lolos. Lalu saya masuk IKIP [UNY] Jurusan Fisika. Falak dan fisika ada kecocokan, ada hitung-hitungannya.”

Guru Fisika di Assalaam ini juga aktif di Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Ilmu Falak Rukyatul Hilal Indonesia. Ia juga sering menjadi pembicara dan pelatih ilmu falak di sejumlah organisasi keagamaan di Indonesia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif