Soloraya
Kamis, 28 Juni 2012 - 06:38 WIB

LIMBAH BATIK: IPAL Pungsari Belum Dimanfaatkan Pengrajin

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

SRAGEN– Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di kampung batik Pungsari, Plupuh, Sragen, sejak akhir tahun lalu belum dimanfaatkan warga. Oleh karena itu warga masih membuang limbah langsung ke parit.

Advertisement

Salah satu pengrajin batik di dukuh Kebaksari, Sukardi, menjelaskan IPAL yang dibangun dengan APBD dan APBN tersebut sementara belum difungsikan karena warga belum bisa menggunakannya.
“Warga masih belum mengerti bagaimana memanfaatkan IPAL, lagi pula setelah ini akan ada pembangunan lanjutan,” jelasnya ketika ditemui Solopos.com, Rabu (27/6/2012).

Untuk itu, limbah sisa produksi batik di Pungsari, berupa cairan pewarna, obat-obatan, juga bekas cucian batik terpaksa dibuang ke parit-parit sekitar desa. “Berbagai macam cairan bekas dibuang langsung ke aliran parit,” papar pria yang juga merupakan Bayan Desa Pungsari tersebut.

Ada sekitar 20 pengusaha batik yang berada di Pungsari yang akan memanfaatkan IPAL yang dibangun oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sragen itu, jika pembuatannya segera dilanjutkan ke tahap selanjutnya.

Advertisement

Berdasarkan pantauan Solopos.com, cairan berwarna merah terlihat mengalir dari rumah-rumah warga melalui parit yang berada di samping persawahan dan jalan alternatif menuju Kecamatan Kalijambe.

Pengrajin batik di Pungsari sadar jika membuang limbah sembarangan dapat mencemari lingkungan, oleh karena itu mereka berharap pembangunan IPAL tahap selanjutnya agar segera dimulai dan segera dapat digunakan tahun ini. “Semuanya berharap agar IPAL segera dibangun dan dapat difungsikan, warga kebingungan untuk mengolah limbah yang dihasilkan mereka,” harapnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif