Seorang warga Katelan, Sri Wahono, saat dihubungi Espos, Selasa petang, mengungkapkan longsornya badan jalan tersebut disebabkan gerusan arus Sungai Grabagan, yang juga anak Sungai Bengawan Solo. Dia menguraikan kejadiannya cukup cepat dan diketahui kali pertama oleh seorang tukang ojek.
“Saat tukan ojek lewat, tiba-tiba ada getaran. Setelah dia berhenti ternyata bagian badan jalan sebelah selatan longsor sedalam dua meter dan sepanjang lebih dari dua meter. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.30 WIB, seusai hujan reda,” terangnya.
Menurut dia, aluran Sungai Grabagan sering banjir saat hujan mengguyur sejumlah desa di Tangen. Perangkat Desa Katelan, Sukadi, langsung memerintahkan warga untuk membuat bagar pembatas keretakan jalan itu. “Bila tidak diberi pagar pembatas akan membahaya pengguna jalan, mengingat jalan ini tidak ada lampu penerangan jalan umum pada malam hari,” tambah Sri Wahono mendukung kebijakan Pemerintah Desa (Pemdes) Katelan.
Dia melanjutkan bila keretakan terus menjalar, jembatan itu terancam bakal putus. Apalagi jembatan itu merupakan bangunan buatan tahun 1983. “Kami berharap pemerintah segera tanggap musibah ini dan segera
meninjau lokasi,” ujarnya. JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu