Soloraya
Senin, 16 Januari 2012 - 14:51 WIB

HIV/AIDS: Penderita Dirawat Intensif di RSUD Sragen

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SRAGEN- Jumlah penderita HIV/AIDS atau ODHA di Kabupaten Sragen pada awal tahun ini bertambah dua orang. Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen semula menyebut jumlah ODHA sekitar 63 orang menjadi 65 orang. Salah satu pasien suspect ODHA, Senin (16/1/2012), dirawat intensif di RSUD Sragen.

Penderita suspect ODHA tersebut berinisial F, warga Kecamatan Sambirejo yang dirujuk ke RSUD Sragen sejak Sabtu (14/1/2012) lalu. Informasi yang diterima Espos dari Dinkes Sragen, perempuan suspect ODHA itu mengalami sakit sariawan dan panas tinggi.

Advertisement

Tim Dinkes Sragen yang dikoordinasi Kabid Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), dr Joko Puryanto, segera ke RSUD Sragen untuk memeriksa pasien tersebut. Mereka ingin melihat kondisi pasien
dan memeriksa penyakitnya. “Penderita yang satu ini memang belum dites laboratorium. Kami belum bisa memastikan karena belum ada hasil laboratorium. Namun dari indikasi awal memang mengarah pada ODHA,”
ujar Joko saat dijumpai wartawan di Dinkes Sragen.

Joko menerima kabar janda beranak satu ini bekerja di salon yang terletak di Jogja. Menurut dia, perempuan yang berusia 30-an tahun ini pernah mengalami sakit perut dan dirawat di RSIA Sarila Husada. Setelah pulang, selang beberapa hari, lanjut dia, orang ini kemudian mengalami panas dan sariawan. Karena penyakitnya itu, F dibawa keluarga ke Puskesmas Sambirejo.

“F ini masuk Unit Gawat Darurat (UGD) puskesmas pada Jumat (13/1/2012) lalu. Akhirnya pihak puskesmas merujuk ke RSUD Sragen satu hari berikutnya. RSUD Sragen memang memiliki fasilitas untuk pemeriksaan
ODHA dan memiliki laboratorium pemeriksaan ODHA. Jadi sudah pas bila pasien dirawat di RSUD,” ujar Joko.

Advertisement

Menurut Joko, kasus warga Kecamatan Sambirejo ini menambah daftar penderita ODHA di Sragen. Selain dari Sambirejo, Joko juga menerima laporan adanya ODHA di wilayah Gemolong. “Dua penderita baru ini dan
sejumlah penderita lama lainnya, rata-rata bekerja di luar Sragen. Kasus yang dibawanya kebanyakan memang kasus impor, artinya penularannya justru di luar daerah,” tambahnya. JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif