Soloraya
Senin, 30 Januari 2012 - 12:51 WIB

Setiap Kamis, PNS Solo Bakal Jarikan

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ILUSTRASI (JIBI/SOLOPOS/Dok)

ILUSTRASI (JIBI/SOLOPOS/Dok)

SOLO- Pemkot Solo membuat gebrakan baru dalam upaya melestarikan pakaian tradisional Jawa, khususnya Solo. Mulai Februari ini, para pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan pemerintahan setempat, setiap Kamis  akan mengenakan pakaian tradisional Solo.

Advertisement

Pakaian tersebut, sebagaimana diperlihatkan kepada PNS yang mengikuti rapat staf di Balai Tawangarum Kompleks Balaikota, Senin (30/1/2012), terdiri atas kebaya warna putih tulang lengkap dengan ciri khasnya kuthu baru dan kain jarik untuk PNS perempuan dan beskap landung dan jarik serta blangkon untuk PNS laki-laki.

Walikota Solo, Joko Widodo, dalam wawancara dengan wartawan mengungkapkan ide untuk pemakaian busana tradisional Solo itu berangkat dari keprihatinan pada kasus kimono di Jepang yang nyaris punah.
“Saat ini di Jepang orang sudah tidak mau lagi memakai kimono karena sangat tidak praktis. Kami tidak ingin itu terjadi pada busana tradisional Jawa. Karena itu harus ada upaya untuk melestarikannya dan itu akan dimulai dari Pemkot,” jelasnya.

Jokowi menambahkan pemakaian busana tradisional Solo itu nantinya tidak hanya berhenti di kalangan PNS, tapi juga ke sekolah. Selanjutnya diharapkan masyarakat akan tergerak ikut memakainya pada berbagai kesempatan sehingga pakaian tradisional itu tidak hilang.

Advertisement

Terpisah, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Etty Retnowati mengatakan nanti akan ada surat edaran kepada para PNS mengenai pemakaian busana tradisional Solo tersebut. Rencananya busana itu dipakai setiap hari Kamis menggantikan seragam batik Kresno. Sedangkan batik Kresno dialihkan ke hari Rabu.

“Kami sedang menyiapkan surat edarannya. Mungkin pekan kedua Februari pemakaian busana tradisional itu baru mulai bisa diberlakukan,” jelas Etty.

Meski dipakai sepekan sekali, PNS tidak perlu khawatir harus menghabiskan waktu berjam-berjam untuk memakai pakaian tradisi itu. Sebab, Pemkot bersama Asosiasi Busana Tradisional Solo Ratna Busana telah merancang model baju yang praktis seperti halnya baju-baju lainnya yang tinggal pakai. JIBI/SOLOPOS/Suharsih

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif