Pilkada
Kamis, 13 September 2012 - 15:19 WIB

PILKADA DKI: Survei Indo Barometer Sebut Jokowi-Ahok Bakal Unggul di Putaran II

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pegawai Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta, menunjukkan contoh kertas surat suara untuk pilkada putaran kedua, di Jakarta, beberapa waktu lalu. Kertas surat suara pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta itu dipersiapkan untuk putaran kedua pada 20 September mendatang.(JIBI/SOLOPOS/Antara)

Pegawai Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta, menunjukkan contoh kertas surat suara untuk pilkada putaran kedua, di Jakarta, beberapa waktu lalu. Kertas surat suara pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta itu dipersiapkan untuk putaran kedua pada 20 September mendatang.(JIBI/SOLOPOS/Antara)

JAKARTA – Hasil survei Indo Barometer memprediksi pasangan Jokowi-Ahok akan kembali unggul atas pasangan Fauzi Bowo-Nara dalam Pilkada DKI Jakarta putaran kedua pada 20 September 2012. “Prediksi ini didasarkan atas hasil survei Kompas yang dirilis Kamis,” kata Direktur Indo Barometer M Qodari di Jakarta, Kamis.
Advertisement

Dalam analisis itu menyebutkan hasil survei tersebut menunjukkan keunggulan tipis sementara Jokowi-Ahok atas Foke-Nara. Keunggulan tersebut, menurut pengamat politik sekaligus surveyor itu, dapat dilihat setidaknya dari dua aspek. Pertama, keunggulan elektabilitas Jokowi-Ahok yang diperkirakan mencapai 45,13 persen atas elektabilitas Foke-Nara yang hanya 37,53 persen.

“Angka ini saya proyeksikan dari persentase pilihan pada Jokowi-Ahok dan Foke-Nara di putaran pertama, dikalikan persentase pemilih loyal, ditambah persentase suara tambahan dari pendukung calon yang tidak lolos ke putaran, seperti hasil survei Kompas,” kata Qodari.

Aspek kedua, kata Qodari, adalah data sikap positif dan penilaian kemampuan masyarakat terhadap Jokowi-Ahok yang lebih tinggi daripada Foke-Nara. Jokowi-Ahok unggul di semua strata masyarakat walaupun lebih besar di kalangan menengah atas. “Ini dilihat dari hasil survei bahwa kalangan masyarakat berpendidikan tinggi menilai kemampuan Foke-Nara lebih tinggi dari Jokowi-Ahok hanya 15 persen, Jokowi-Ahok lebih tinggi (45 persen) dan sama besar (40 persen),” katanya.

Advertisement

Kalangan berpendidikan menengah juga menilai kemampuan Foke-Nara lebih tinggi dari Jokowi-Ahok hanya 25 persen, yang menyebut Jokowi-Ahok lebih tinggi (34 persen) dan sama saja (41 persen). Sementara kalangan berpendidikan rendah juga melihat kemampuan Foke-Nara lebih tinggi hanya 26 persen, yang melihat Jokowi Ahok lebih tinggi (35 persen) dan sama saja (39 persen). “Namun hati-hati, perubahan politik masih mungkin terjadi. Hal ini mengingat jumlah yang belum menentukan pilihan masih besar, yakni 17,34 persen,” katanya.

Qodari menambahkan, kalau tingkat Golput yang mencapai 36,38 persen pada putaran pertama menurun karena salah satu calon berhasil memobilisasi pendukungnya, maka perubahan yang signifikan bisa terjadi. “Kemampuan menggerakkan basis suara menjadi salah satu faktor kemenangan pada putaran kedua nanti,” ujar Qodari yang lembaganya akan menyelenggarakan quick count Pilgub DKI pada 20 September.

Survei yang telah dilakukan harian ibu kota itu menyebutkan bahwa pemilih Foke-Nara yang akan tetap memilih mereka sebesar 84 persen. Sebanyak 6 persen akan beralih ke Jokowi-Ahok dan 10 persen belum jelas. Adapun pemilih Jokowi-Ahok yang akan tetap memilih mereka sebanyak 85 persen. Berpindah ke Foke-Nara (8 persen) dan belum jelas (7 persen). Sementara pemilih calon lain di putaran pertama, pada putaran kedua yang akan memilih Foke-Nara sebesar 38 persen. Memilih Jokowi-Ahok (38 persen) dan belum jelas (24 persen).

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif