Jogja
Senin, 29 April 2024 - 21:43 WIB

Viral! Pengunjung Makam Raja Mataram Imogiri Ditarik Rp700.000, Ini Ceritanya

Redaksi Solopos.com  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kompleks Makam Imogiri. (BPCB DIY)

Solopos.com, BANTUL – Seorang peziarah bercerita ditarik uang senilai ratusan ribu Rupiah saat mengunjungi kompleks Makam Raja-raja Mataram di Imogiri, Kabupaten Bantul. Cerita dari peziarah ini pun viral di media sosial.

Terkait viralnya curhatan dari salah seorang peziarah itu, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan pengelola Makam Raja-raja Mataram di Imogori pun angkat bicara.

Advertisement

Wedono Puralaya Makam Raja-Raja Imogiri, Muridan, mengatakan pihaknya akan melakukan investigasi terkait dengan adanya pengakuan salah satu peziarah yang mengaku ditarik sampai ratusan ribu Rupiah saat mengunjungi kompleks makam tersebut.

“Karena saya juga baru tahu. Nanti saya akan cari tahu ke teman-teman terkait hal tersebut. Apalagi jika diketahui ada rincian tanggal kunjungan,” kata Muridan, Senin (29/4/2024).

Menurut Muridan, sejatinya tidak ada retribusi atau tarif yang dibebankan kepada para peziarah dan pengunjung di komplek makam tersebut. Hanya saja, ada sumbangan sukarela yang tidak mengikat untuk para peziarah dan pengunjung saat memasuki kompleks makam tersebut.

Advertisement

“Jadi hanya ada uang sukarela. Untuk uang sewa pakaian yang dikenakan sekarang Rp15.000, dan uang mendaftar Rp2.000. Terus di sana itu ada kontak-kotak infak sukarela,” lanjutnya.

Akan tetapi, untuk masuk ke kompleks makam tersebut, Muridan mengatakan tidak bisa dilakukan setiap saat. Sebab, jika tutup, maka calon pengunjung harus izin dulu ke kantor Puralaya.

“Nah, yang di medsos itu izin atau tidak? Karena kalau tutup, memang harus izin ke kantor Puroloyo Jogja dan juru kunci Surakarta. Kalau tidak ada izin ya tidak berani. Karena kalau ke makam Sultan Agung itu memang sulit sebetulnya, izinnya harus ke Jogja dan Solo,” papar Muridan.

Muridan menduga, orang yang menarik biaya sampai ratusan ribu Rupiah itu kemugkinan adalah guide yang berpakaian abdi dalam. Guide ini biasanya berada di Terminal Pajimatan dan akan menawarkan jasa ke peziarah dan pengunjung.

Advertisement

“Kalau yang juru kunci itu letaknya di atas, sedangkan guide ada di bawah,” ungkapnya.

Carik Kawedanan Sriwandowo Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Kanjeng Raden Tumenggung Purwosumantri, mengatakan jika kejadian seperti itu telah berulang. Biasanya peziarah dan pengunjung datang saat kompleks makam raja-raja tersebut tutup.

“Mereka biasanya, karena sudah sampai di situ masak ya enggak masuk,” katanya.

Purwosumantri mengungkapkan jika kompleks makam raja-raja tersebut hanya buka sepekan tiga kali. Untuk Senin dan Minggu, kunjungan dibuka pada pukul 10.00 WIB sampai 14.00 WIB.

Advertisement

“Sementara hari Jumat itu setelah Jumatan sampai jam 3 sore. Untuk retribusi tidak ada,” katanya.

Ia juga menyatakan untuk kompleks raja Jogja tidak diportal. Untuk masalah abdi dalam, kata dia, akan ditangani.

“Kami libatkan dari Sri Wandoro, Panitipuro, Purworakso. Dari sana nanti juga akan libatkan pihak Puroloyo juga,” katanya.

Terkait aturan sewa pakaian, Purwosumantri mengatakan, tidak ada aturan sewa. Sebab, sewa pakaian adalah usaha abdi dalam. “Untuk itu kami imbau alangkah baik dari peziarah pakai baju yang disyaratkan. Untuk retribusi itu tidak ada. Karena aturannya memang tidak ada,” katanya.

Advertisement

Sebagaimana diketahui, curhatan dari salah satu peziarah viral usai diunggah oleh akun media sosial X @merapi_uncover, Senin (29/4/2024):

Assalamu’alaikum,

Selamat malam min.
Bisakah admin mengangkat berita tentang makam Raja di Imogiri.
Soalnya saya punya pengalaman yang sangat tidak baik.
kronologi dan kejadian nya.
Saya rutin setiap tahun minimal sekali ziarah ke makam Pajimatan Imogiri. Pengalaman tahun ini sungguh diluar kebiasaan dan sangat mencoreng nama baik Jogja yang istimewa.
Begini Min, saya sejak awal tahun 2000 sudah rutin ziarah ke makam raja-raja Mataram di pajimatan Imogiri artinya sudah 20 taun lebih.

Tidak pernah ada masalah sbelumnya. Saya biasa bawa rombongan maksimal sampai 14 (2 mobil). Setelahnya bagi peziarah yang belum punya baju peranakan (baju khusus masuk ke makam disediakan persewaan harganya terakhir 15k per-orang baik pria maupun wanita.
Sebelum masuk pasarean kita diwajibkan urus Ijin dulu kepada kuncen pasarean.
Setelah urus ijin sudah pasti restribusi disampaikan dan dibayar diawal sebelum masuk.
Restribusi selama ini 50k (saya tidak pernah diberikan tanda bukti) tapi tidak masalah bagi saya. Karena masih dalam batas kewajaran.

Restribusi berlaku untuk masing-masing wilayah, untuk Kasultanan sendiri dan Kasunanan sendiri seandainya mau masuk ke Kasultanan dan Kasunanan berarti harus bayar 2kali.
Tahukan min makam terbagi 2 yang otomatis kepengurusan juga 2.
Tapi untuk yang makam Sultan Agung diurus oleh oleh Pihak yaitu Kasultanan dan Kasunanan.
Permasalahan saya disitu dan dirasa oleh pengunjung atau peziarah yang lain.
Setelah prosesi ziarah selesai langsung kita turun dan membereskan segala hal termasuk berapa yang harus dibayarkan.
Diluar dugaan kita serombongan harus membayar masing-masing wilayah @250k untuk para petugas (kuncennya) artinya 500k  SANGAT KAGET SAYA MENDENGARNYA.

Saya tidak bisa berbuat apa-apa karena kesalahan saya tidak menanyakan terlebih dahulu karena saya anggap masih seperti sebelumnya (biasanya sebelum nya setelah kita tanya berapa semuanya dijawab Kuncen “Sumonggo kerso” Dan kita juga paham ada berapa petugasnya saya sebenarnya tidak pernah kurang dari 300k kita kasih.
Ketika harus membayar (ada Celetukan dalam hati saya ke makam kok bayar, setelah itu pengurus juga menyampaikan “Jangan ada istilah masuk makam bayar” Sambil meringis atau nyengir gitu.
Yang 500k tadi di Sultan Agung ya min,

Advertisement

Di area makam lain dikenakan juga @100k.
Karena yang terakhir itu saya mendatangi 3 pasarean yaitu :
Sultan Agung, Kasuwargan (HB 1-3) dan Sapto Rengga (HB 7-9) masing-masing gerbang sendiri-sendiri. Total 700k (versi resmi lisan) belum persewaan baju peranakan. Dari ketiga pasarean yang saya kunjungi tsb saya dikawal oleh orang yang sama ya min.

Hanya personil paling banyak di area Sultan agung klo tidak salah sekitar 5-7 orang.
Permasalahan selanjutnya ada sepasang suami istri barengan saya. Klo tidak salah bukan warga DIY atau solo dia orang Batak.
Ini yang sangat “MEMALUKAN NAMA BAIK JOGJA”. Ketika tidak sanggup mungkin juga karena tidak siap (tidak ada ATM) atau tidak punya kemudian dinegosiasikan dan hanya bayar seikhlasnya saja klo tidak salah 200 atau 300 gitu.

Maksud dan tujuan saya adalah ;
Tolong di-up ke publik min karena SANGAT MENCORENG NAMA BAIK JOGJAKARTA HADININGRAT.
KE MAKAM KOK BAYAR SEGITU.
BAGI YANG MAMPU MUNGKIN TIDAK MASALAH, BAGAIMANA BAGI YANG TIDAK MAMPU?
Apakah menejemen memang sudah berubah atau ada sesuatu yang lain dari para personilnya?
Mohon maaf tidak ada bukti rekaman apapun selain foto saya dengan salah satu kuncen saja.
Karena memang ada larangan foto dan video didalam area makam. Demikian matur nuwun (Panjiromadhlon)

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Viral Pengunjung Makam Raja Mataram Imogiri Ditarik Ratusan Ribu, Ini Penjelasan Kraton Jogja

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif