Lifestyle
Selasa, 21 Agustus 2012 - 08:44 WIB

Rajin Pameran

Redaksi Solopos.com  /  Is Ariyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Beberapa bulan ini Agusis sedang gencar melukis dengan tema batik. Juni lalu, dia menyempatkan diri menari di depan lukisan-lukisannya tentang Batik Mendunia yang dipamerkan di Jl Slamet Riyadi. Kini dia sedang menyiapkan pameran tunggalnya di Tembi Rumah Budaya, Jakarta, dalam waktu dekat.

“Kalau belum terkenal, kita harus cari nama. Salah satunya dengan rajin ikut pameran,” ujar Agusis.

Advertisement

Agusis memang rajin menggelar karyanya di berbagai pameran, baik bersama pelukis lain maupun pameran tunggal. Di Solo, nama Agusis sudah banyak dikenal seiring dengan makin seringnya dia menggelar pameran. Sayangnya, Solo minim galeri. Untungnya masih ada beberapa hotel atau resto elit yang bisa menjadi galeri untuk memasarkan karyanya, seperti Roemahku, Griya Segaran, Butik Batik dan sebagainya.

Di Jakarta, Agusis kini sedang mencoba eksis. Jika sebentar lagi dia akan berpameran di Tembi Rumah Budaya, itu melalui proses yang tidak mudah. Ini bukan yang pertama kali dia mencoba menembus galeri Jakarta. Dulu dia harus bersabar gara-gara karyanya ditolak oleh pemilik galeri.

“Saya masih ingat dulu saat ditolak Galeri 678 Jakarta,” ujarnya. Kata pihak galeri, lukisan-lukisannya tidak cocok dengan visi dan misi galeri saat itu. “Katanya, ‘silakan mencoba lagi tahun depan.’ Saya paham itu berarti penolakan.”

Advertisement

Agusis mengakui tidak mudah menembus galeri besar. Upaya itu biasanya dimulai dengan pengajuan proposal pameran ke galeri. Jika merasa cocok, pihak galeri akan menjadwalkan sebuah pameran. Namun jika tidak cocok, mereka juga akan menolaknya. Sulit, tapi itulah yang harus dilakukan jika ingin membangun nama dari bawah.

“Beda ceritanya kalau punya uang, dia bayar galeri dan membiayai semuanya. Biasanya bagi hasil penjualan dengan galeri juga sedikit, paling 10%. Tapi kalau peran galeri banyak, bagi hasil buat galeri bisa sampai 40%,” ungkap alumnus Seni Kriya ISI Solo ini.

Agusis hingga kini masih mencoba berpameran dengan pengajuan proposal ke berbagai galeri. Cara ini memang lebih sulit karena harus berhadapan dengan seleksi oleh kurator atau pemilik galeri. Proses kurasi di kota besar inilah yang membuatnya memilih untuk membesarkan nama di Solo terlebih dulu. “Bayar galeri memang bisa, tapi siapa yang akan beli jika kita belum punya reputasi?”

Advertisement

Rajin pameran membuat Agusis lebih dikenal. Tanpa sengaja ada beberapa penggemar lukisan di luar negari yang memantaunya. Tak heran jika rumah mungilnya di Madyotaman, Ketelan, sering kedatangan peminat lukisan asal Eropa.

Advertisement
Kata Kunci : Pameran Rajin
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif