Kolom
Selasa, 14 Mei 2024 - 12:55 WIB

Status Bandara dan Pariwisata

Redaksi Solopos.com  /  Ichwan Prasetyo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Doddy Setiawan (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Kementerian Perhubungan mengeluarkan Keputusan Menteri Nomor 31 Tahun 2024 yang mengatur tentang penetapan bandar udara atau bandara internasional di Indonesia.

Keputusan ini menunjukkan ada 17 bandara di Indonesia yang tidak lagi menyandang status sebagai bandara internasional. Dua di antaranya di Jawa Tengah, yaitu Bandara Adi Soemarmo di Kabupaten Boyolali dan Bandara Jenderal Ahmad Yani di Kota Semarang.

Advertisement

Status dua bandara di Jawa Tengah itu menjadi bandara domestik. Bandara internasional adalah bandara yang melayani penerbangan dari dalam negeri ke luar negeri dan sebailkunya.

Dampak perubahan status dari bandara internasional menjadi bandara domestik adalah bandara domestik tidak melayani penerbangan langsung dari luar negeri dan ke luar negeri.

Dengan demikian, bandara domestik memiliki rute penerbangan yang melayani jalur di dalam negeri saja. Hal ini merupakan perubahan yang cukup signifikan.

Advertisement

Salah satu aspek penting perubahan status bandara adalah tentang arus masuk warga negara asing melalui bandara tersebut. Dengan perubahan status ini maka warga negara asing tidak bisa masuk secara langsung melalui bandara domestik.

Mereka harus menggunakan hub bandara internasional terlebih dahulu. Provinsi Jawa Tengah yang semula memiliki dua bandara internasional, Bandara Adi Soemarmo dan Bandara Jenderal Ahmad Yani, saat ini kehilangan status tersebut.

Ini cukup signifikan karena yang semula memiliki bandara yang nerupakan pintu kedatangan warga negara asing menjadi tidak ada lagi akses tersebut. Oleh karena itu, turis asing tidak bisa masuk secara langsung melalui bandara di Jawa Tengah.

Turis asing harus melalui bandara internasional terdekat seperti Yogyakarta International Airport (YIA) atau bandara internasional lainnya seperti Bandara Soekarno-Hatta Jakarta atau Bandara Juanda Surabaya.

Advertisement

Pariwisata dan wisatawan adalah dua hal yang terkait sangat erat. Wisatawan adalah sumber daya utama penggerak sektor pariwisata. Keberadaan wisatawan jelas akan memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan sektor pariwisata.

Dengan kata lain, wisatawan merupakan pendorong utama pariwisata agar berkembang pesat.  Wisatawan dapat dikategorikan menjadi dua: wisatawan Nusantara (wisnu) dan wisatawan mancanegara (wisman).

Wisman yang akan berkunjung ke Jawa Tengah harus melalui jalur yang lebih panjang. Mereka akan menanggung biaya yang lebih tinggi dan waktu yang lebih lama untuk menuju Jawa Tengah.

Ini menjadi disinsentif bagi wisman. Dari sudut pandang kompetisi, Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan daya saing untuk menggaet wisman.

Advertisement

Bandara internasional adalah salah satu komponen penting untuk perkembangan pariwisata, terutama untuk menggaet wisman. Bandara internasional merupakan pintu masuk bagi wisatawan asing.

Bandara internasional juga menunjukkan jati diri tempat tersebut. Bandara internasional bisa memberikan impresi tentang keunikan dan keelokan daerah. Sebagai pintu masuk, bandara juga merupakan titik awal wisman mengeksplorasi pariwisata.

Dengan dibarengi konektivitas yang baik antarmoda transportasi, bandara internasional akan sangat memudahkan pertumbuhan sektor pariwisata.

Mengingat pentingnya bandara internasional, beberapa negara berlomba-lomba memberikan kemudahan bagi wisatawan untuk berkunjung dengan memberikan kemudahan proses masuk ke negara tersebut.

Advertisement

Proses wisman masuk ke suatu negara dimulai dari kedatangan di bandara internasional. Ada efek positif meningkatkan jumlah wisman sehingga lebih menggairahkan industri pariwisata. Pada akhirnya meningkatkan pertumbuhan sektor pariwisata.

Data yang disajikan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan ada tren peningkatan jumlah wisman ke Indonesia pada Februari 2024. Ada 1,04 juta wisman yang masuk ke Indonesia pada Februari 2024.

Jumlah ini meningkat 11,67% dibandingkan dengan bulan Januari 2024. Terjadi peningkatan 38,24% dibandingkan kedatangan wisman pada Februari tahun sebelumnya. Kedatangan mereka ke Indonesia terutama melalui bandara internasional.

Peningkatan wisman ke Indonesia ini tidak berimbas ke bandara internasional di Jawa Tengah. Sebelum pandemi Covid-19, bandara internasional di Jawa Tengah merupakan pintu masuk utama wisman ke Jawa Tengah.

Saat pandemi Covid-19, jumlah wisman yang masuk turun drastis. Belum pulih sampai saat ini.  Hilangnya status bandara internasional menyebabkan pertumbuhan sektor pariwisata menghadapi kendala yang berat untuk terus berkembang.

Hubungan antara sektor pariwisata dan bandara internasional tidak sekadar hubungan satu arah, namun ada hubungan timbal balik antarkedua hal tersebut.

Advertisement

Untuk memberikan insentif kepada wisman supaya berkunjung, daerah harus mempersiapkan diri sebaik mungkin. Pemerintah daerah harus berperan aktif  mempersiapkan sektor pariwisata secara maksimal.

Ini mencakup persiapan pengembangan atraksi wisata yang unik di daerah tersebut yang penting sebagai salah satu daya tarik wisata.  Misalnya di Kabupaten Klaten bisa dikembangkan wisata berbasis air.

Keunikan wisata air di sini adalah banyak umbul alami, yaitu kolam renang berbasis mata air alami. Salah satu contoh wisata berbasis air alami di Kabupaten Klaten adalah Objek Mata Air Cokro atau OMAC.

Keunggulan wisata air di Kabupaten Klaten juga bisa dilihat dari sumber daya air di kabupaten ini yang menjadi sumber air baku untuk air minum dalam kemasan.

Pengembangan ini juga bersinergi dengan pariwisata di daerah lain sehingga wisman bisa menikmati wisata yang lebih terintegrasi dan utuh.

Hal berikut yang bisa dipersiapkan adalah infrastruktur yang memadai. Infrastruktur ini penting untuk memudahkan wisman bergerak menikmati atraksi wisata. Dengan infrastruktur yang baik, wisman juga bisa memiliki pengalaman yang lebih menyenangkan.

Infrastruktur keuangan juga sangat membantu. Keuangan digital yang berkembang pesat mendorong destinasi wisata harus siap dengan transaksi cashless.

Pada konteks ini wisman yang berasal dari Thailand, Malaysia, dan Singapura bisa menggunakan layanan QRIS cross border untuk bertransaksi di Indonesia.

Kesiapan sektor pariwisata menyambut wisman akan memberikan nilai tambah bagi perkembangan bidang pariwisata. Daya tarik pariwisata yang kuat menjadi magnet bagi wisman untuk datang.

Dampak positifnya akan menimbulkan  permintaan jalur penerbangan secara langsung. Aspek lain yang penting adalah dukungan pemerintah dengan memberikan insentif kepada maskapai penerbangan agar tetap menerbangi rute internasional tersebut.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 11 Mei 2024. Penulis adalah Guru Besar Ilmu Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif