News
Jumat, 20 April 2012 - 10:29 WIB

KEAMANAN PAPUA: Maskapai Sipil Masih Takut, Pemerintah Siapkan Penerbangan Militer

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - MENUMPUK -- Seorang pekerja gudang berada di samping tumpukan barang-barang sembako dan kebutuhan pokok lainnya yang masih belum di kirim ke Mulia, Kabupaten Puncak Jaya di Gudang Cargo, di Bandara Sentani, Kab. Jayapura, Papua, Kamis (19/4). Meskipun ada jaminan keamanan dari Polri dan TNI, sejumlah penerbangan sipil belum berani melakukan penerbangan ke Mulia, Kab, Puncak Jaya pasca insiden penembakan pesawat Trigana Air pada 8 April lalu. Akibatnya masyarakat terancam kekurangan stok bahan sembako karena barang-barang tersebut sampai saat ini belum terkirim. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

MENUMPUK -- Seorang pekerja gudang berada di samping tumpukan barang-barang sembako dan kebutuhan pokok lainnya yang masih belum di kirim ke Mulia, Kabupaten Puncak Jaya di Gudang Cargo, di Bandara Sentani, Kab. Jayapura, Papua, Kamis (19/4/2012). Meskipun ada jaminan keamanan dari Polri dan TNI, sejumlah penerbangan sipil belum berani melakukan penerbangan ke Mulia, Kab, Puncak Jaya pasca insiden penembakan pesawat Trigana Air pada 8 April lalu. Akibatnya masyarakat terancam kekurangan stok bahan sembako karena barang-barang tersebut sampai saat ini belum terkirim. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

JAKARTA – Pemerintah akan menyiapkan pesawat militer dan kepolisian untuk angkutan logistik di Papua, karena operator Susi Air dan Trigana Air belum mau beroperasi di Bandara Mulia, Puncak Jaya pascainsiden penembakan pesawat.
Advertisement

Kepala Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B) Bambang Darmono mengatakan hingga kini kedua operator penerbangan komersial Trigana Air dan Susi Air belum mau beroperasi di Puncak Jaya karena merasa keamananya belum terjamin.

“Jika dalam waktu dekat mereka belum beroperasi, kami akan mengerahkan pesawat militer atau pesawat polisi untuk mengganti penerbangan Susi Air dan trigana Air di Bandara Mulia,” ujarnya. Pesawat perintis Twin Otter milik PT Trigana Air ditembak orang tak dikenal pada 8 April 2012 di Bandara Mulia, Puncak Jaya Papua. Satu orang tewas dan empat orang lainnya luka akibat insiden itu.

Bambang Darmono mengatakan kepolisian setempat sudah menyerahkan surat jaminan keamanan kepada kedua operator penerbangan di Papua itu, namun mereka tetap tidak percaya. Kepolisian juga akan meningkatkan pengamanan bandara untuk menjamin keselamatan penerbangan.

Advertisement

Menurut Bambang, akibat tidak beroperasinya penerbangan di Bandara Mulia, distribusi barang dan logistik terganggu dari dan ke Kabupaten Puncak Jaya tenganggu. Di Papua, pengiriman barang dan komoditas bahan pokok mayoritas dilakukan menggunakan pesawat. “Agar tidak terganggu terlalu lama, kami akan mengerahkan pesawat militer untuk mengirimkan barang-barang di Puncak Jaya,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif