News
Kamis, 16 Februari 2012 - 19:02 WIB

KEBAKARAN PENJARA COMAYAGUA: Akibat Dari Protes Napi Yang Tak Direspons

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

COMAYAGUA--Lebih dari setengah jumlah tahanan penghuni penjara Comayagua, Honduras, tidak pernah menjalani proses peradilan. PBB bahkan telah mengutuk praktik hukum di penjara yang penuh sesak itu sebagai pelanggaran hukum internasional.

Berdasarkan laporan internal pemerintah Honduras kepada PBB bulan ini, seperti dilansir yahoonews, Kamis (16/2/2012), sebagian besar dari 856 tahanan penjara Comayagua berstatus tidak jelas. Entah sedang menunggu persidangan atau dihukum begitu saja tanpa dakwaan dan proses peradilan dengan tuduhan menjadi anggota geng yang dicurigai.

Advertisement

Pada saat terjadi kebakaran pada Selasa (14/2/2012) malam waktu setempat, para tahanan terkunci di dalam sel tanpa bisa keluar dan terbakar hidup-hidup. Jumlah korban tewas yang hingga kemarin mencapai 358 jiwa, lebih karena para petugas penyelamat tidak bisa menemukan kunci-kunci sel untuk mengeluarkan para tahanan yang terjebak api.

Insiden ini merupakan kebakaran penjara paling mematikan dalam seabad terakhir. Selain potongan-potongan tubuh yang hangus terbakar, kemarin petugas juga berusaha mengevakuasi sejumlah mayat tahanan yang hangus menempel di atap logam, tempat mereka berusaha menjebol atap untuk menyelamatkan diri.

Kebakaran mematikan itu sendiri sebenarnya tak perlu terjadi, seandainya sebuah protes dari seorang tahanan yang mengancam akan melakukan pembakaran, segera direspons. Namun hingga tahanan yang tak disebutkan namanya itu akhirnya membakar sebuah kasur dan menimbulkan jeritan panik para tahanan lain, penjaga tak juga meresponsnya.

Advertisement

Bahkan sekitar dua menit setelah kebakaran terjadi, para petugas kebakaran yang tiba di penjara, ditolak masuk oleh penjaga dengan alasan itu hanya alasan para tahanan mencari perhatian atas protes mereka.

Saat akhirnya para petugas penyelamat diizinkan masuk, api telah menjalar hebat dan mereka tak bisa menemukan kunci-kunci pembuka sel, atau petugas yang bisa membuka barak. Kebakaran penjara telah beberapa kali terjadi di Honduras, termasuk kerusuhan penjarapara 2003 dan kebakaran pada 2004 yang menewaskan lebih dari 100 narapidana.

Berdasarkan laporan pemerintah untuk PBB, lebih dari 800 tahanan dijejalkan dalam fasilitas yang sebenarnya diperuntukkan 500 tahanan. Hanya ada 51 penjaga pada siang hari dan 12 penjaga pada malam hari, termasuk pada saat kebakaran, jumlah yang sangat tidak memadai dalam situasi darurat.

Advertisement

Penjara ini juga tidak memiliki perawatan kesehatan medis atau mental, serta anggaran makanan untuk setiap tahanan kurang dari US$1 per hari. “Kondisi di Comayagua adalah satu di antara yang terburuk di Honduras. Sangat padat, tidak ada cukup makanan, berbahaya dan kotor,” kata Ron Nikkel W, presiden Penjara Fellowship Internasional yang mengunjungi fasilitas itu pada 2005.

(JIBI/SOLOPOS/Niken Ari Purwanti)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif