News
Jumat, 21 Desember 2012 - 20:05 WIB

Billboard Dipasang, Jangan Justru Kacaukan Harga

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Walikota, FX Hadi Rudyatmo (kanan), bersama Pemimpin Bank Indonesia (BI) Solo, Doni P Joewono, saat meresmikan bantuan billboard daftar harga kebutuhan pokok di Pasar Gede Solo, Jumat (21/12/2012).

Walikota, FX Hadi Rudyatmo (kanan), bersama Pemimpin Bank Indonesia (BI) Solo, Doni P Joewono, saat meresmikan bantuan billboard daftar harga kebutuhan pokok di Pasar Gede Solo, Jumat (21/12/2012).

SOLO — Sepuluh kuli gendong wanita berbaris berjajar di depan troli belanja berwarna dominan merah, Jumat (21/12/2012) pagi. Warna merah troli itu tampak serasi dengan kaus merah yang mereka kenakan. Di samping para kuli gendong itu berdiri perwakilan pedagang Pasar Gede yang berseragam batik. Keramaian di luar pasar itu, tak mengusik aktivitas jual-beli di dalam pasar.

Advertisement

Denyut ekonomi di Kota Bengawan tetap berjalan seperti biasa. Pagi itu, Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo yang mengenakan pakaian olah raga juga sudah hadir di halaman Pasar Gede. Ia duduk didampingi Kepala Bank Indonesia sekaligus Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Solo, Doni P Joewono, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Solo, Budi Soeharto dan Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo, Subagiyo.

Sekitar pukul 07.00 WIB, Doni P Joewono, membuka acara peresmian billboard elektronik informasi harga di Pasar Gede itu. Sejurus kemudian Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo membuka tirai yang menutupi billboard itu. Angka-angka berwarna merah muncul di layar. Beberapa pedagang dan pembeli pun mengamati layar itu.

Advertisement

Sekitar pukul 07.00 WIB, Doni P Joewono, membuka acara peresmian billboard elektronik informasi harga di Pasar Gede itu. Sejurus kemudian Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo membuka tirai yang menutupi billboard itu. Angka-angka berwarna merah muncul di layar. Beberapa pedagang dan pembeli pun mengamati layar itu.

Doni mengatakan billboard informasi harga itu diharapkan dapat memberikan taksiran harga antara pedagang dan pembeli sehingga laju inflasi di Kota Bengawan dapat ditekan. Ia juga mengatakan TPID Kota Solo pernah mendapatkan penghargaan dari Presiden sebagai pengendali inflasi terbaik di wilayah Jawa, dengan pencapaian inflasi pada tahun 2011 yang sangat rendah yaitu sebesar 1,93% year on year (yoy).

“Pemasangan billboard elektronik informasi harga ini merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan prestasi pengendalian inflasi tersebut,” ujarnya.

Advertisement

Lebih lanjut, Doni menjelaskan pemasangan billboard elektronik informasi harga itu adalah untuk menghindari asymmetric information atau kesalahpahaman antara pedagang dan konsumen. Harga yang terpampang di layar billboard dapat menjadi acuan kedua pihak agar tercipta harga yang wajar dan efisien. Dengan adanya informasi harga, pedagang maupun konsumen mempunyai kualitas dan akses informasi yang sama.

“Perkiraan harga pedagang dan pembeli ini menjadi penting karena menjadi faktor pengendali inflasi di samping ketersediaan pasokan dan sistem distribusi,” ujarnya.

Namun niat baik dari TPID itu belum mampu diterima baik di kalangan pedagang. Mereka justru takut kehadiran papan informasi harga itu akan memicu polemik antara pedagang dan pembeli. Salah satu pedagang sembako, Rani, mengatakan pemasangan papan informasi harga itu belum pas diterapkan di Pasar Gede. Ia takut selisih harga di papan dan di pasaran justru membuat pembeli enggan membeli barang dagangan.

Advertisement

“Rasa-rasanya billboard itu kok malah tidak pas. Soalnya harga di pasar itu naik-turun setiap harinya. Nanti malah membuat pembeli protes,” ujar Rani.

Selisih harga, lanjut Rani, sekecil apapun tetap menjadi pertimbangan bagi pembeli. Apalagi di pasar, konsumen biasanya membeli dalam partai besar. Jadi selesih harga meskipun hanya Rp100/kg akan tetap diburu. Ia takut billboard harga itu akan memicu perdebatan antara pedagang dan pembeli.

“Apalagi sembako, dalam satu hari naiknya bisa dua kali. Bagaimana pedagang mau menjelaskan ke pembeli kalau mereka sudah berpatokan pada harga di layar itu?” tanya dia.

Advertisement

Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Gede, Jumadi, mengatakan karena baru sehari diresmikan, billboard itu akan diuji coba. Ia berharap keberadaan layar harga sembako itu justru memberikan manfaat kepada pedagang.

“Jadi layar itu menjadi panduan harga bagi pembeli. Tetapi sifatnya tidak saklek, kami tetap mempertahankan ciri khas tawar menawar di pasar tradisional,” terangnya.

Selain dari TPID, pedagang Pasar Gede juga mendapatkan bantuan dari Sosialita Solo. Sekjen Sosialita Solo Irien Heru S Notonegoro memberikan bantuan berupa 30 troli. Pemberian 30 troli itu diberikan pada tahap pertama. Mereka akan melihat respons dari pedagang setelah pemberian bantuan itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif