SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Penyakit kelainan kelamin bawaan lahir memang jarang terjadi. Meski demikian seseorang harus tetap berusaha melakukan pencegahan.
Dokter spesialis kulit dan kelamin, dr Nurrachmat Mulianto MSc SpKK, menuturkan perlu adanya edukasi bagi ibu-ibu yang akan memiliki bayi. Yaitu terkait kesehatan ibu hamil, gizi ibu hamil dan kebiasaan-kebiasaan yang perlu dihindari.
“Misalnya saat hamil tidak boleh mengkonsumsi sembarang obat-obatan. Selain itu merkuri juga bisa timbulkan kecacatan,” ujar Nurrachmat saat ditemui Espos di RS PKU Muhammadiyah Solo, Selasa (18/12).
Menurut Nurrachmat, jika perkembangan normal, kromosom perempuan adalah XX dan laki-laki XY. Namun, jika ada kelainan, bisa terjadi XXX yang bisa menjadi wanita super [super female] atau triple X dan XXY yang menjadi laki-laki dengan kondisi wanita. “Kasusnya benar-benar jarang banget,” imbuh dia.
Super female kurang lebih 1 diantara 1000 kelahiran bayi wanita. Berperawakan wanita biasa, perkembangan seks normal, subur dan kecerdasan rendah.
Nurrachmat menambahkan gangguan kromosom yang diakibatkan faktor genetik ada yang tidak membawa dampak lain selain penyakit kelainan kelamin bawaan lahir dan adapula yang membawa pengaruh lain. Yaitu mengakibatkan kelainan baru yang sering bisa menimbulkan masalah sosial seperti sindrom down (down syndrome) dan clinefelter.
Sindrom Down terjadi 1 per 670 janin hidup. Kelainan meningkat dengan makin tuanya ibu. Bayi menunjukkan kecerdasan rendah, mulut terbuka dengan lidah yang menonjol, oksiput dan muka gepeng, hipotoni tubuh, tidak adanya refleks morro.
Sindrom kleinefelter ditemukan pada penderita dengan fenotipe pria,pada masa pubertas tumbuh ginekomasti, badan enukhnoid, rambut badan dan muka berkurang, genitalia eksterna tumbuh dengan baik, ereksi dan koitus baik.