Khazanah
Jumat, 14 Desember 2012 - 13:00 WIB

Membangun Manusia Seutuhnya

Redaksi Solopos.com  /  Tim Solopos  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang anggota staf pengajar Madrasah Diniah Lauchur Rohmah, Desa Pandak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Warih Puji Lestariyani (kiri), membimbing santri membaca surat-surat pendek Alquran di madrasah itu, Selasa (11/12).

Seorang anggota staf pengajar Madrasah Diniah Lauchur Rohmah, Desa Pandak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Warih Puji Lestariyani (kiri), membimbing santri membaca surat-surat pendek Alquran di madrasah itu, Selasa (11/12).

Jarum jam menunjukkan pukul 14.50 WIB saat Espos menuju Madrasah Diniah Lauchur Rohmah, Dukuh Joho, Desa Pandak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Selasa (11/12).

Advertisement

Saat perjalanan menuju madrasah diniah tersisa sekitar 100 meter, beberapa anak berseragam biru muda, mengayuh sepeda. Selama perjalanan, canda tawa terdengar di antara mereka.

Suasana riuh terdengar ketika Espos memasuki kompleks Madrasah Diniah Lauchur Rohmah. Puluhan siswa antre membeli makanan kecil. Puluhan siswa lainnya bermain di halaman madrasah.

Advertisement

Suasana riuh terdengar ketika Espos memasuki kompleks Madrasah Diniah Lauchur Rohmah. Puluhan siswa antre membeli makanan kecil. Puluhan siswa lainnya bermain di halaman madrasah.

Ketika waktu menunjukkan pukul 15.00 WIB, bel tanda pelajaran dimulai berbunyi. Para santri menuju kelas masing-masing. Tak lama kemudian, para guru menuju kelas untuk mengajar mereka.

Pendiri Madin Lauchur Rohmah, Marzuki, mengungkapkan pembelajaran dilaksanakan lima kali dalam sepekan, Minggu, Selasa, Rabu, Jumat dan Sabtu. Setiap hari santri menerima dua materi pelajaran. Jam pelajaran pertama pukul 15.00 WIB-15.50 WIB.

Advertisement

Salah seorang santri, Bagas Fuadi, 9, mengungkapkan karena belum lancar membaca Alquran, ia mengikuti kelas Iqra’. ”Aku ingin bisa membaca Alquran dan jadi anak saleh,” ujar bocah itu.

Puluhan santri terlihat mengenakan seragam warna biru. Hanya ada dua santri di Kelas I Madrasah Diniah Lauchur Rohmah yang belum mengenakan seragam, yaitu  Muhammad Ridwan, 9, dan adiknya Reva Tika Sari, 5. Mereka baru saja didaftarkan orangtua mereka untuk belajar di madrasah itu pada Selasa.

”Madrasah ini menerima siswa baru setiap saat,” kata Marzuki. Ridwan mengatakan ia sebenarnya sudah lancar membaca Alquran. Tapi orangtuanya memintanya ikut madrasah diniah agar bisa belajar ilmu agama lebih banyak.

Advertisement

”Bapak ingin aku jadi anak saleh,” ujar dia. Salah seorang warga Mojosongo, Solo, Karmi, mengungkapkan ketiga buah hatinya dia ikutkan belajar di Madrasah Diniah Muhammadiyah, Jebres, Solo.

Perempuan paruh baya itu beralasan ia dan suaminya tidak memiliki ilmu agama yang memadai untuk mendidik buah hati mereka. Suaminya hingga kini belum mau melaksanakan ibadah salat.

”Saya ingin anak-anak memiliki bekal pengetahuan agama yang cukup agar jadi orang baik,” ujar Karmi. Marzuki mengungkapkan ia mendirikan Madrsah Diniah Lauchur Rohmah dengan niat beribadah. Ia ingin mendidik para santri menjadi manusia seutuhnya.

Advertisement

Manusia seutuhnya adalah manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dan memiliki bekal yang cukup untuk berwirausaha. Selain mendapatkan materi ilmu agama, para santri juga mendapatkan keterampilan ilmu komputer dan bahasa Inggris. Ia memiliki cita-cita suatu saat ada kegiatan keterampilan bagi para santri.

”Selama ini saya menekankan agar para santri mau berwirausaha. Tidak mencari pekerjaan, tapi menciptakan lapangan pekerjaan sendiri,” ujar Marzuki.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif