Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
“Kunci sebagai seorang Panwas adalah menjaga netralitas tinggi. Independensi harus menjadi budaya. Kalau netralitas tidak dimiliki, bisa menjadi masalah besar karena ada kode etik penyelenggaraan Pemilu,” jelas Ketua Bawaslu Provinsi Jawa Tengah, Abhan Misbah, kepada Solopos.com, Kamis (13/12/2012). Tujuan pembekalan dan bina teknis anggota Panwascam Boyolali, menurut Abhan, memberikan dasar pemahaman panwascam untuk melaksanakan tugas sesuai fungsinya. “Tugas panwascam kali ini sangat berat karena harus mengawal pilgub dan pileg. Jadi panwascam harus bekerja sungguh-sungguh, memastikan penyelenggaraan obyektif dan netral. Jangan sampai “masuk angin”,” ujarnya.
Divisi SDM dan Kelembagaan Panwaslu Boyolali, Narko Nugroho, menambahkan usai dilantik dan diberi pembekalan, anggota Panwascam Boyolali akan berkoordinasi dengan Kantor Kecamatan, Koramil, Polsek dan PPK.
Anggota Panwascam Boyolali diberikan materi tahapan penyelenggaraan pilgub dan pileg, peran dan fungsi Panwaslu dalam meningkatkan kualitas pemilu, peran Kepolisian dalam penyelidikan dan penyidikan tindak pidana pemilu, pengawasan penyelenggaraan pemilu, penanganan sengketa dan penindakan pelanggaran pemilu serta kelembagaan, kesekretariatan dan penganggaran panwascam.
Ketua Panwascam Nogosari, Suprapto, kepada Solopos.com menjelaskan saat ini proses penyelenggaraan pesta demokrasi di daerahnya berjalan aman dan tertib. Namun lelaki yang sudah 13 tahun terjun ke penyelenggaraan pemilu ini, mengeluhkan kesadaran warga dan caleg untuk membereskan alat peraga usai pesta demokrasi berlangsung.