Soloraya
Kamis, 13 Desember 2012 - 16:12 WIB

Diganti TPS Bawah Tanah, 70 TPS Bakal Digusur

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anak-anak menutup hidung saat melintas di dekat tempat pembuangan sampah (TPS) Jl Letjen Sutoyo, Solo (13/12/2012). (Agoes Rudianto/JIBI/SOLOPOS)

Anak-anak menutup hidung saat melintas di dekat tempat pembuangan sampah (TPS) Jl Letjen Sutoyo, Solo (13/12/2012). (Agoes Rudianto/JIBI/SOLOPOS)

SOLO — Inovasi pengelolaan sampah terus diupayakan Pemkot Solo. Selain mengusahakan teknologi baru di tempat pembuangan akhir (TPA) Putri Cempo, Pemkot menyasar tempat pembuangan sementara (TPS). Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Solo berencana mengganti 70 TPS yang ada dengan TPS bawah tanah (underground).

Advertisement

Kepala DKP Solo, Satriyo Teguh Subroto, saat ditemui di Balaikota, Kamis (13/12/2012), mengatakan pengadaan TPS underground penting untuk mereduksi persoalan yang sering ditemui di TPS konvensional (permukaan). Menurut Satriyo, banyak warga mengeluhkan TPS konvensional lantaran menebar bau tidak sedap. Sejumlah TPS ini diketahui berada di tengah permukiman warga.

“Persoalan ini terus mengemuka dan belum ada pemecahannya. Harapannya dengan TPS underground, efek negatif sampah bisa dikurangi,” ujarnya.

Menurut dia, wacana TPS bawah tanah menjadi solusi alternatif pengelolaan TPA Putri Cempo yang kian memprihatinkan. Diketahui, TPA seluas 17 hektare ini mulai kewalahan menampung suplai sampah. Satriyo menjelaskan, sebanyak 70 TPS permukaan akan dihapus dulu sebelum menggunakan TPS bawah tanah.

Advertisement

“Pembangunan TPS bawah tanah akan dilakukan bertahap. Pasalnya biaya untuk pengadaan TPS jenis ini tidak murah,” ucapnya.

Dia membeberkan pemanfaatan TPS bawah tanah membutuhkan dana setidaknya Rp2 miliar per TPS. Satriyo menghitung Pemkot minimal harus menyediakan lima TPS bawah tanah untuk mengganti TPS permukaan yang digusur.

“Jika dikalkulasi, minimal butuh dana Rp10 miliar untuk merealisasikan hal ini.”

Advertisement

Meski demikian pihaknya optimistis dana sebesar itu setimpal dengan manfaat yang bakal dihasilkan. Satriyo mengklaim TPS bawah tanah bisa menghemat pengeluaran hingga 50%.

“Bisa hemat separuh biaya dalam 10 tahun ke depan” sebutnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif