Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
Kegiatan ini diikuti oleh para siswa yang menjadi anggota kegiatan ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja (KIR). Redaktur Solopos.com, R Bambang Aris Sasangka, memberikan materi mengenai dasar-dasar jurnalistik yang lantas dilanjutkan dengan praktik membuat berita. Sejumlah pertanyaan pun bermunculan dari peserta. Salah satunya dari Sintya yang menanyakan bagaimana menentukan fakta yang layak dijadikan berita. Bambang pun menjelaskan bahwa fakta yang paling menarik bagi khalayak yang lebih luas itulah yang layak diberitakan.
Terpisah, pelatihan jurnalistik ini pun memberikan inspirasi bagi para pesertanya, di antaranya membangkitkan semangat untuk kembali menghidupkan majalah dinding (Mading) yang sempat mati suri selama kurang lebih dua tahun.
Salah satu anggota KIR SMK Negeri Banyudono, Dilla Wahyuning Permatasari, 15, menjelaskan kondisi mading sekolahnya yang sempat mati suri disebabkan kendala kontributor tiap kelas yang tidak disiplin.
“Mading yang sudah ditempel jarang sekali diganti. Sebelumnya menggunakan sistem giliran tiap kelas mengirimkan karyanya. Jadi kalau giliran ada kelas tidak setor, madingnya mandek tidak ganti,” jelasnya. Menurut Dilla, anggota KIR yang saat ini berjumlah 40 orang berniat menghidupkan kembali mading sekolahnya yang saat ini mulai menggeliat. “Sekarang sudah mulai hidup lagi. Siswa yang ingin mengirimkan karyanya langsung menghubungi kami. Pembaca mading juga sudah lumayan banyak meskipun belum semuanya,” ujarnya.
Ketua Program Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Banyudono, Srimardewi, ketika ditemui Espos di kantornya, mengaku senang dengan semangat siswanya yang ingin menghidupkan mading sekolah. “Sudah hampir dua tahun lesu, ini baru mulai tumbuh lagi. Harapannya mading bisa menampung aspirasi, ide dan unek-unek siswa di sekolah,” tandasnya.