Jogja
Rabu, 12 Desember 2012 - 08:03 WIB

SISWA TEWAS: Sebelum Meninggal, Harju Khawatir Tawuran

Redaksi Solopos.com  /  Galih Kurniawan  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (google img)

ilustrasi (google img)

SLEMAN—Suasana kamar jenazah RS PKU Muhammdiyah Gamping mendadak ramai dipenuhi pelajar asal SMKN 3 Jetis Jogja. Mereka duduk bergerombol menunggu visum yang dilakukan tim dokter terhadap Harju Pambudi, 17, siswa yang meninggal karena dilempar mercon.

Advertisement

Salah satu di antara teman Harju mengeluarkan telepon genggamnya dari dalam saku. Sedikit terbata-bata dia mengatakan jika ada SMS yang berisi ancaman agar tidak macam-macam dan diharapkan tetap tenang.

“Mohon masalah kawan Anda jangan diributkan dan tetap tenang,” demikian kata salah satu pelajar itu pelan di ruang mayat RS PKU Gamping, Selasa (11/12) malam.

Advertisement

“Mohon masalah kawan Anda jangan diributkan dan tetap tenang,” demikian kata salah satu pelajar itu pelan di ruang mayat RS PKU Gamping, Selasa (11/12) malam.

Sejumlah teman lain setelah mendengarkan lantas terdiam. Mereka sama sekali tidak mengatakan satu patah katapun. Tak kurang dari 20 pelajar itu duduk bersila di depan ruang mayat yang berdekatan dengan musala.

Tidak berselang lama, tiga pelajar terlihat berdiri dan berjalan ke depan RS PKU Gamping. Mereka menjemput puluhan teman Harju yang malam itu ikut datang dan ingin melihat langsung jenazah Harju.

Advertisement

Rumantyo menjelaskan, menurut informasi yang didapatkan dari beberapa saksi, anaknya saat itu sedang pulang sekolah. Namun saat tiba di Dusun Mriyan, Desa Margomulyo, Seyegan Sleman, tiba-tiba ada sejumlah orang mendatangi korban.

Mereka lantas melemparinya dengan benda yang diduga mercon. Akibatnya, dada korban terbakar sehingga langsung tersungkur lemas. “Ada yang melihat kejadian itu, namun pelaku langsung kabur. Saya yakin anak saya dilempar mercon,” jelas Rumantyo.

Luka bakar yang cukup serius ini Harju langsung dibawa ke rumah sakit. Namun di tengah perjalanan nyawa Harju sudah tidak tertolong. “Sehari sebelumnya, Harju berbicara pada saya. Sekarang itu banyak tawuran, makanya jadi pelajar harus lebih berhati-hati,” kata Rumantyo yang mengingat kata-kata Harju.

Advertisement

Rumantyo tidak menyangka jika anak keempatnya ini harus mengalami musibah yang tragis. Menurut Rumantyo, Harju anaknya periang dan pemberani. “Anak saya periang dan pemberani. Tapi saya tidak menyangka dia malah mendahului saya,” kata Rumantyo yang menjelaskan jika ibu Harju sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.

Salah satu teman Harju yang tidak ingin disebutkan namanya mengaku jika saat kejadian Harju dalam keadaan sendiri. Pada pukul 14.00 WIB, dia mengaku masih bertemu dengan Harju dan sempat berbincang-bincang sejenak.

“Yang jelas, siang dia itu pamitan pada kami. Sudah pamitan mau pulang beberapa kali tapi tidak pulang-pulang. Kami tidak mengira kalau akhirnya seperti ini,” jelas pria berambut cepak itu.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif