Soloraya
Rabu, 12 Desember 2012 - 18:53 WIB

Air Sungai Gandul Pasang, Warga Cium Bau Belerang

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penambang pasir mencari perlengkapan menambang yang hanyut saat air sungai Gandul, Cepogo pasang, Rabu (12/12/2012). (Septhia Ryanthie/JIBI/SOLOPOS)

Penambang pasir mencari perlengkapan menambang yang hanyut saat air sungai Gandul, Cepogo pasang, Rabu (12/12/2012). (Septhia Ryanthie/JIBI/SOLOPOS)

BOYOLALI — Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Boyolali, Rabu (12/12/2012), menyebabkan air Sungai Gandul, Kecamatan Cepogo, pasang. Sejumlah warga di sekitar sungai sempat mencium bau belerang di sungai yang merupakan aliran lahar dingin dari Gunung Merapi tersebut.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Rabu, hujan deras mulai turun Rabu siang, sekitar pukul 13.00 WIB. Air Sungai Gandul mulai terlihat pasang sekitar pukul 14.00 WIB, dengan ketinggian air mencapai 2 hingga 3 meter. Apes bagi sejumlah penambang yang sehari-hari bekerja di sungai itu, batu dan pasir yang telah mereka tambang dari sungai tersebut hanyut terbawa arus air sungai. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

Salah seorang penambang di kawasan Sungai Gandul, Slamet, 29, warga Dukuh Plukisan, Desa Sumbung, Kecamatan
Cepogo, menuturkan saat turun hujan deras, para penambang sudah meninggalkan kawasan penambangan di sungai itu.
Namun saat air sungai pasang, batu yang sudah dia tambang dan peralatan pertambangan miliknya, diakui Slamet, ikut hanyut bersama arus air sungai.

“Ya tadi batu yang sudah saya tambang ada sekitar 1 colt atau kalau dihitung-hitung ya sekitar Rp30.000 kerugiannya,” ungkap Slamet ketika ditemui wartawan di kawasan Sungai Gandul, Rabu.

Advertisement

Slamet mengakui saat terjadi pasang air sungai tersebut, sempat tercium bau belerang. “Tadi sempat bau belerang saat banjir,” kata Slamet.

Hal senada dikemukakan penambang lainnya, Yarlan, 43. diakui Yarlan, air di Sungai Gandul pasang sekitar dua jam lamanya. Batu dan pasir yang sudah ditambang, kata Yarlan, juga hanyut terbawa arus air sungai itu.

“Tadi saya sudah ada sekitar tiga colt yang hanyut terbawa arus air yang sangat deras,” ungkap Yarlan.
Setelah hujan reda, Yarlan pun berusaha memunguti batu di tempatnya menambang semula agar kerugian yang ditanggungnya tidak terlalu besar.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif