Soloraya
Selasa, 11 Desember 2012 - 17:01 WIB

2013, Volume Sampah Solo Diprediksi Naik 10%

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - TPA Putri Cempo (ilustrasi/Agoes Rudianto/dok)

TPA Putri Cempo (ilustrasi/Agoes Rudianto/dok)

SOLO—Problem persampahan kota benar-benar tak bisa lagi dipandang sebelah mata. Pasalnya, setiap tahun volume sampah yang dihasilkan selalu mengalami peningkatan. Tahun 2013, Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Solo memprediksi peningkatan volume sampah bisa mencapai 10% dari tahun sebelumnya.

Advertisement

Kepala DKP Solo, Satriyo Teguh Subroto, saat ditemui di Balaikota, Selasa (11/12), mengatakan peningkatan volume sampah hingga 10% sangat mungkin terjadi. Satriyo merujuk peningkatan produksi sampah pada 2012. Dia mengungkapkan, volume sampah pada tahun ini meningkat 7 % dibanding tahun sebelumnya. “Padahal kenaikan dari tahun 2010 ke 2011 hanya 3 %. Ini menunjukkan problem sampah bisa menjadi bom waktu jika tak segera diselesaikan,” ujarnya.

Pihaknya memerinci pada 2011 volume sampah per hari sekitar 250 ton. Sementara pada 2012, imbuhnya, volume sampah melonjak hingga 270 ton per hari. Dengan asumsi kenaikan 10% pada tahun depan, Solo setidaknya harus menanggung beban 300 ton sampah tiap harinya. “Kenaikan ini cukup signifikan,” ucapnya.

Menurut Satriyo, kenaikan volume sampah kota tak hanya didorong pola konsumsi warga lokal. Pihaknya mencium sejumlah “penumpang gelap” yang secara diam-diam membuang sampahnya ke Kota Bengawan. Penumpang gelap ini disebut berasal dari Karanganyar, Sukoharjo dan daerah lain yang berbatasan dengan Solo. “Jumlahnya pun tak bisa dihitung dengan jari,” tuturnya.

Advertisement

Pihaknya mengaku tak bisa berbuat apa-apa menghadapi para penumpang gelap itu. Meski berhasil mendeteksi gerak-gerik mereka, DKP tak memiliki kewenangan menindak. “Payung hukumnya tidak ada. Kalau kami tindak, bisa-bisa muncul masalah yang lebih besar,” kilahnya.

Selain pelimpahan sampah luar daerah, tingginya volume sampah di Solo dipengaruhi jumlah wisatawan yang berkunjung. Menurutnya, saat ini Solo telah tumbuh menjadi kota yang menarik banyak wisatawan. “Terbukti dengan tumbuhnya hotel dan restoran. Di satu sisi baik, tapi di sisi lain bisa bikin volume sampah membengkak. Terlebih hari libur.”
Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Budi Suharto, menyatakan pengelolaan sampah di Solo sangat mendesak diperbaiki. Sekda menilai kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cempo Mojosongo sudah overload. “Pola kemitraan dalam pengelolaan Putri Cempo akan segera diputuskan. Kalau masih dengan pengelolaan lama, saya yakin problem sampah sulit terurai,” katanya.

Problem sampah di TPA Putri Cempo dibenarkan Kasi Pengelolaan Sampah Putri Cempo, Muhammad Pramujo. Saat ini pihaknya harus mengelola sampah setinggi 10 meter dengan alat dan personel yang terbatas. “Setiap hari minimal 250 ton sampah baru masuk. Alat berat yang kami miliki sulit menanggulangi jumlah tersebut,” ujarnya kepada solopos.com.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif