News
Kamis, 29 November 2012 - 04:47 WIB

20 TKI Yang Dideportasi Sakit

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi deportasi TKI di Malaysia (JIBI/Solopos/Antara/Dok.)

Sebanyak 140 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang dideportasi pemerintah Kerajaaan Malaysia tiba di Pelabuhan Internasional Tunon Taka, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, sekitar pukul 21.30 Wita, Senin (26/11). JIBI/SOLOPOS/Antara

NUNUKAN – Sebanyak 20 dari 65 tenaga kerja Indonesia (TKI) yang dideportasi oleh pemerintah Kerajaan Malaysia, didapati sedang sakit oleh petugas Kesehatan Pelabuhan Internasional Tunon Taka Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur.

Advertisement

Petugas Kesehatan Pelabuhan Internasional Tunon Taka Kabupaten Nunukan, dr Baharullah, usai memeriksa para TKI deportasi yang sakit, Rabu (28/11), mengatakan mereka mengalami sakit gatal-gatal dan telah diberikan perawatan pertama dengan memberikan obat-obatan.

Menurut dia, para TKI deportasi ini ditengarai menderita sakit disebabkan kondisi air dan lantai di penampungan yang ditempati selama lima sampai enam bulan lamanya tidak layak.

“Kalau dari keterangan TKI deportasi ini semuanya mengaku sakit gatal-gatal gara-gara air mandi dan lantai penampungan sangat kotor makanya kebanyakan menderita sakit gatal-gatal,” ujarnya.

Advertisement

Jadi, katanya, langkah yang dilakukan itu hanya memeriksa kondisi sakit yang dialaminya dan memberikan obat saja. Apabila ada yang tidak bisa ditangani maka kami berikan surat rujukan ke rumah sakit terdekat,” kata Baharullah.

Ia menambahkan, dari 20 TKI deportasi yang sakit tersebut, satu orang terpaksa dirujuk ke RSUD Kabupaten Nunukan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut akibat sakit dada yang dialaminya.

TKI bersangkutan bernama Intan, bekerja di Perkilangan Keningau Kota Kinabalu Sabah menderita sakit dada akibat terbentur saat naik di kapal sewaktu pemberangkatan di Pelabuhan Tawau Malaysia.

Advertisement

Sementara TKI lainnya, dipulangkan kepada keluarganya karena penyakit yang dialaminya tidak terlalu parah, ujar Baharullah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif