SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
SOLO — Sejak diluncurkan di Solo Techno Park (STP) beberapa waktu lalu, PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) selaku produsen Esemka semakin kebanjiran pesanan. Hingga saat ini, PT SMK sudah menerima tiga ribu lebih pesanan Esemka dalam berbagai tipe.
Menurut Manajer Pengendali Produksi PT SMK, Joko Sutrisno, sampai sekarang pihaknya sudah mengantongi dana segar sebesar Rp6 miliar. Dana itu, jelasnya, berasal dari biaya pemesanan yang diberikan calon konsumen.
“Calon konsumen dinilai resmi memesan Esemka jika sudah membayar minimal Rp2 juta. Setelah itu, mereka wajib membayar uang muka 30% dari harga mobil yang dipesan,” terangnya kepada wartawan, Selasa (27/11/2012).
Joko menyebut, mobil bisa segera diproduksi setelah penyelesaian administrasi dan pembayaran uang muka pesanan. Saat ini, pihaknya baru menerima pesanan dua tipe yakni Esemka Bima Pick up seharga Rp65 juta dan Esemka Rajawali SUV seharga Rp140 juta.
“Proses produksi mobil sendiri butuh waktu sekitar lima bulan,” katanya.
Lebih lanjut, pihaknya akan melakukan finalisasi identifikasi sparepart untuk persiapan produksi massal Esemka. Menurut Joko, setidaknya ada 80% komponen Esemka yang akan diproduksi oleh 40 usaha kecil menengah (UKM) rekanan PT SMK.
“Pekan ini kami akan mengecek komponen yang bisa diproduksi di dalam negeri. Dari identifikasi awal, sejumlah komponen yang belum bisa diproduksi sendiri seperti chasis, engine, gardan dan transmisi mobil,” urainya.
Pihaknya juga masih memutar otak untuk mencari lahan sebagai lokasi pusat assembly. PT SMK, imbuhnya, memprioritaskan tanah di sekitar Solo. Sementara ini, PT SMK melakukan produksinya di kawasan Mojosongo, STP dan di Jonggol Jawa Barat.
“Masih terus dicari (lahan) untuk pengembangan produksi,” ucapnya.
Direktur Pelayanan dan Pengembangan STP, Gampang Sarwono, tak keberatan STP diplot menjadi pusat assembly sementara produk Esemka. Pihaknya justru mendorong PT SMK untuk memaksimalkan fasilitas yang ada di STP.