News
Selasa, 20 November 2012 - 20:10 WIB

Escape From Alcatraz: Tak Ada Bukti Kematian (XIII)

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - frank morris dalam dokumen penjara alcatraz (google)

frank morris dalam dokumen penjara alcatraz (google)

Menurut Dyke, tidak ada yang dapat membuktikan bahwa mereka sudah mati. Berkas-berkas dan foto-foto lama tentang kasus pelarian itu tersimpan di kantornya di Oakland, California, dan siap dibuka setiap saat. “Ini adalah salah satu rompi yang ditemukan, seperti yang Anda lihat, rompi ini berukuran layak,” ujar Dyke merujuk pada foto lama tentang rompi penyelamat berwarna hijau yang terbuat dari jas hujan penjara.

Advertisement

Dyke percaya, Morris adalah otak di belakang rencana pelarian itu. Dia juag percaya bahwa Morris-lah yang menemukan cara untuk menciptakan rakit buatan sendiri dan rompi penyelamat yang kedap udara. Pada hari-hari setelah hilangnya mereka, petugas menemukan beberapa rompi, satu di teluk, satu di laut dan satu tertinggal di atap yang diduga adalah rakit cadangan.

FBI telah menguji semua rompi itu dan terbukti semuanya mampu mengapung selama berjam-jam, lebih dari cukup untuk menuju Pulau Bidadari. Dyke juga telah melakukan uji coba sendiri, dengan meminta Penjaga Pantai untuk melakukan simulasi.

Hasilnya, orang-orang biasa yang tak terlatih bisa selamat dari air teluk yang dingin, meskipun terendam minimal 2,5 jam, dengan sumsi perahu mereka gagal. Padahal, dayung butan para napi ditemukan di dekat Pulau Bidadari.

Advertisement

Selain itu, para napi mempunyai keuntungan waktu, yakni antara delapan hingga 10 jam hingga pencarian dilakukan. “Jika mereka berhasil mencuri mobil, meskipun ada perburuan nasional, ada banyak jalan yang bisa mereka tempuh dan membuat mereka tidak akan pernah terlihat. Bahkan, mereka bisa keluar negeri,” tandasnya.

Mengenai dugaan FBI bahwa ketiganya mati tenggelam akibat suhu dingin Teluk San Francisco, tak ada bukti kuat yang bisa mendukung teori tersebut. Mengenai kesaksian para awak kapal Norwegia yang mengaku melihat sesosok mayat yang mengapung di Samudera Pasifik, hal itu tak pernah tercatat secara resmi.

Bahkan, klaim bahwa gelombang pasang dan angin pada malam pelarian itu sangat kuat dan hanya atlet terlatih yang dapat menembusnya, juga telah dipatahkan. Devon Mecham, 14, adalah salah satu dari sekitar 600 orang yang ambil bagian dalam kegiatan renang “Tantangan Alcatraz” dari Alcatraz ke San Francisco.

Advertisement

“Siapa pun bisa melakukan ini,” kata Mecham. (Bersambung Bagian XIV)

Dari berbagai sumber

Bagian XII

Advertisement
Kata Kunci : Escape From Alcatraz
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif