Soloraya
Kamis, 15 November 2012 - 15:42 WIB

Belum Nikmati Listrik, Warga Tempel Selo Ajukan Proposal

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

BOYOLALI — Sebagian warga Dukuh Tempel, Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali belum terjangkau pelayanan listrik. Sampai saat ini, warga di wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Magelang itu mengandalkan bantuan listrik dari Dukuh Bentrokan, Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Tak jarang warga menggunakan lampu minyak untuk penerangan pada malam hari. Hal itu diakui Kepala Desa Jakrah, Tumar kepada Solopos.com, Kamis (15/11/2012).

Tumar mengemukakan pihaknya telah mengajukan proposal untuk pemasangan jaringan instalasi listrik di Dukuh Tempel tersebut kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali.

Advertisement

“Pengajuan proposal itu sudah disetujui Pak Bupati [Bupati Boyolali, Seno Samodro] dan rencananya direalisasikan awal 2013. Sabtu besok [Sabtu (17/11) akan saya konfirmasikan lagi dengan beliau,” ujar Tumar.

Diungkapkan Tumar, sebagian warga Dukuh Tempel yang belum bisa menikmati jaringan listrik adalah mereka yang tinggal di wilayah atas. Kondisi wilayah tersebut karena dukuh terpisah jurang dan berada pada ketinggian membuat jaringan listrik sulit menerabas sekat itu. Sementara warga yang tinggal di wilayah bawah bisa menumpang aliran listrik dari rumah warga di kabupaten tetangga.

“Mereka yang tinggal di bagian atas terpaksa menggunakan lampu teplok [lampu minyak] untuk penerangan. Kondisi medan di Tempel memang sulit dijangkau,” kata Tumar.

Advertisement

Tumar menjelaskan kondisi yang sama pernah dialami warga di DukuhTumut. Sebelum program listrik masuk desa dilaksanakan di kawasan itu sekitar setahun lalu, setiap malam kampung Tumut gelap gulita.

“Tetapi sejak program listrik masuk desa berhasil dilaksanakan Dukuh Tumut sudah bisa menikmati listrik. Namun perjuangan untuk mendapatkannya memakan waktu delapan bulan,” tuturnya.

Proses pemasangan jaringan instalasi listrik, diakui Tumar sulit mengingat medan yang berat dan dipisahkan jurang-jurang sehingga membuat pemasanan kabel listrik yang harus menyusuri jurang.

Advertisement

“Aliran listrik di Dukuh Tumut diambil dari area Magelang baru disambungkan ke Desa Bentrokan,” terangnya.

Tumar menuturkan, pada 1996 Dukuh Tumut pernah mendapatkan aliran listrik yang berasal dari bantuan peralatan listrik yang bersumber dari tenaga surya. Seiring berjalannya waktu, peralatan modern itu rusak tidak bisa diperbaiki sehingga tidak dimanfaatkan lagi. Akibatnya, warga pun terpaksa kembali menggunakan lampu minyak.

Adapun bagi sebagian warga Dukuh Tempel wilayah bawah yang menyambung listrik dari Bentrokan. Setiap tahunnya harus patungan membeli tiang listrik yang terbuat dari bambu. Dana patungan yang terkumpul dibelikan bambu untuk menyambungkan kabel.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif