Soloraya
Selasa, 13 November 2012 - 18:55 WIB

TRADISI SURA: Keraton Pajang Gelar Kirab Grebeg Sura

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Abdi dalem Keraton Surakarta, Mbah Jarwodipuro, menjamas pusaka berupa keris yang disimpan di Keraton Kasunanan Pajang di kompleks petilasan Keraton Pajang, Selasa (13/11/2012) sore. Penjamasan pusaka dilakukan sebelum pusaka tersebut dikirab saat Grebeg Sura. (JIBI/SOLOPOS/Farid Syafrodhi)

Abdi dalem Keraton Surakarta, Mbah Jarwodipuro, menjamas pusaka berupa keris yang disimpan di Keraton Kasunanan Pajang di kompleks petilasan Keraton Pajang, Selasa (13/11/2012) sore. Penjamasan pusaka dilakukan sebelum pusaka tersebut dikirab saat Grebeg Sura. (JIBI/SOLOPOS/Farid Syafrodhi)

SUKOHARJO – Kasultanan Keraton Pajang akan menggelar Kirab Grebeg Sura, Kamis (15/11/2012) malam. Kirab tersebut digelar untuk memperingati bulan Sura 1 Muharram 1434 H.
Advertisement

Ketua panitia Grebeg Sura Kasultanan Keraton Pajang, Siswo Hartono, mengatakan dalam grebeg tersebut, pihak keraton akan mengeluarkan 15 benda pusaka untuk dikirab. Beberapa jenis pusaka itu yakni berupa tombak, pusaka berwujud ukiran naga dan keris pusaka milik Sultan Hadiwijaya atau sering dikenal sebagai Mas Karebet atau Jaka Tingkir.

Sebelum semua pusaka itu dikirab, sambung Siswo, terlebih dahulu semua pusaka itu dijamas di Balai Agung Keraton Pajang. Jamasan dilakukan di kopleks petilasan Keraton Pajang di Dukuh Sonojiwan, Desa Makamhaji, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Selasa (13/11/2012).

Lebih lanjut Siswo mengatakan kirab akan dimulai Kamis malam sekitar pukul 19.00 WIB. Kirab akan dimulai dari Keraton Pajang, Tugu Lilin, Jl Slamet Riyadi, Pijilan, Nolodutan, Bangsren, Trisan, Sonojiwan, Jl Joko Tingkir, lalu kembali lagi ke Keraton Pajang. “Bulan Sura oleh orang Jawa adalah bulan yang sakral. Saat itulah masyarakat Jawa melakukan pembersihan diri, perenungan dan pendekatan diri kepada Yang Maha Kuasa. Bulan Sura juga disebut bulan syukur atas
rejeki yang sudah diberikan dan upaya penemuan jati diri agar selalu eling lan waspada,” ujar Siswo di Balai Agung Kasunanan Keraton Pajang.

Advertisement

Berbeda dengan kirab tahun lalu, sambung Siswo, prosesi kirab kali ini akan didukung oleh Padepokan Gumelang Tanjung Anom, Padepokan Kyai Langsur, masyarakat Linggo Tasikmadu dan warga Desa Makamhaji. Tradisi tersebut, imbuh Siswo, juga digelar sebagai upaya untuk nguri-uri budaya jawa. “Grebeg ini dilakukan untuk memperlihatkan keberadaan sejarah Keraton Pajang sebagai pengawal budaya warisan nusantara yang diwariskan oleh leluhur,” terang Siswo.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif