News
Senin, 12 November 2012 - 03:41 WIB

642 Penderita HIV/AIDS di Jateng Meninggal

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Sunaryo Haryo


Ilustrasi (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/SOLOPOS)

SEMARANG–Selama periode 1993-2012, sebanyak 642 penderita HIV/AIDS di wilayah Jateng diketahui meninggal dunia.

Advertisement

Ketua Pelaksana Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jateng, yang juga Wakil Gubernur (Wagub) Jateng, Rustriningsih, mengatakan epidemi HIV/AIDS di Jateng sebanyak 5.301 orang.

“Dari jumlah endemi sebanyak 5.301 orang, terdiri dari 2.922 penderita HIV dan 2.379 penderita AIDS. Sedang yang meninggal dunia sampai 30 Juni 2012 tercatat 642 orang,” ujarnya dalam rilis kepada Solopos.com di Semarang, Minggu (11/11/2012).

KPA Jateng menyebut distribusi kasus HIV/AIDS menurut jenis kelamin adalah, 38,3% perempuan dan 61,7% laki-laki. Kasus HIV/AIDS terjadi pada berbagai kalangan, mulai anak-anak, mahasiswa, karyawan kantor, buruh, ibu rumah tangga, sampai anggota TNI dan Polri.

Advertisement

Lebih lanjut, Rustri, panggilan akrab Rustriningsih, merasa prihatin dengan kondisi ini, sehingga pihaknya mendorong kemandirian masyarakat dapat melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. “Caranya dengan menciptakan perilaku yang aman dari risiko penularan HIV/AIDS.”

Dia juga merasa prihatin masih adanya diskriminasi sebagaian masyarakat terhadap orang dengan HIV/AIDS (Odha), sebab membuat penderita akan menutup diri. Kondisi ini menyulitkan pemerintah dan pihak terkait lain melakukan pengawasan dan pencegahan penyebaran HIV/AIDS.

“Karena ada diskriminasi ini, Odha menutup diri, sehingga perpindah tempat tinggal sulit dilacak,” ujarnya.

Advertisement

Permasalahan penanggulangan HIV/AIDS ini telah disampaikan Rustri pada seminar Pengendalian HIV/AIDS, yang digelar Perhimpunan Sarjana Kesehatan Masyarakat (Persakmi) Kebumen, di Candi Resto, akhir pekan kemarin. Sementara, Ketua Persakmi Kabupaten Kebumen, Kusbiyantoro SK Mkes, menyatakan kegiatan seminar bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat, dalam hal ini tenaga medis, guru, murid, mahasiswa yang hadir dalam seminar.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif