Lifestyle
Minggu, 11 November 2012 - 03:31 WIB

Pertolongan Pertama pada Balita Cegah Kefatalan

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengajar Ilmu Kesehatan Anak RSUD dr Moewardi/Fakultas Kedokteran UNS Solo, dr Hari Wahyu Nugroho SpA MKes memberi penjelasan kepada peserta seminar Pertolongan Pertama Kedaruratan Balita, di Mal Solo Paragon, Sabtu (10/11). (Espos/Arif Fajar S)

 

Pengajar Ilmu Kesehatan Anak RSUD dr Moewardi/Fakultas Kedokteran UNS Solo, dr Hari Wahyu Nugroho SpA MKes memberi penjelasan kepada peserta
seminar Pertolongan Pertama Kedaruratan Balita, di Mal Solo Paragon, Sabtu (10/11). (Espos/Arif Fajar S)

Advertisement

SOLO-Orangtua harus tahu bagaimana memberi pertolongan pertama pada kasus gawat darurat (life saving) yang menimpa anak. Tujuannya agar tidak berakibat fatal.
Hal tersebut disampaikan dr Hari Wahyu Nugroho SpA MKes, pengajar ilmu kesehatan anak RSUD Dr Moewardi/Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dalam seminar Pertolongan Pertama Kedaruratan Balita, di Mal Solo Paragon, Sabtu (10/11).

“Ada beberapa penyakit yang harus diketahui bagaimana cara pertolongan pertamanya agar tidak terjadi hal yang fatal,” terang dr Hari dalam seminar yang digelar Pemkot Solo bekerja sama dengan RSUD dr Moewardi dan Holisti Care EsterC yang menggelar pemeriksaan tulang (osteoporosis) bagi peserta seminar.

Penyakit yang harus mendapat perhatian dan sering terjadi pada balita, sambungnya adalah demam, alergi, diare, kejang dan sesak napas. Semua harus dikenali sejak dini dan bagaimana pencegahannya.

Advertisement

“Jangan sampai anak dilarang makan-makanan tertentu dengan alasan alergi. Misalnya dugaan alergi karena makan telur, maka coba dulu tidak diberi telur selama satu pekan. Jika ternyata tidak apa-apa bisa tetap diberikan kepada anak. Demikian juga pada makanan lain, jangan lupa berkonsultasi dengan dokter anak Anda,” paparnya.

Sementara salah seorang peserta menanyakan mengenai buang air besar (BAB) beberapa kali pada balita yang hanya menerima asupan air susu ibu (ASI). Menurut Hari, jika balita diberi ASI akan mengalami BAB antara empat hingga enam kali, hal itu wajar.
“Diare merupakan gejala dari suatu penyakit yang merupakan respons dari daya tahan tubuh. Fokus utama penangannya adalah mencari dan mengatasi penyebabnya dan mencegah agar jangan sampai terjadi dehidrasi,” paparnya.

Kedaruratan lain pada balita adalah sesak nafas. Penyebab sesak nafas, menurut dr Hari Wahyu adalah adanya kelainan paru, kelainan jatung, panas atau karena tersedak.
“Tanda-tanda sesak nafas, cuping hidung biasanya kembang kempis, kemudian ada retraksi dinding dada biasanya muncul lekukan. Segera bawa ke dokter jika balita Anda laju nafasnya meningkat,” sarannya.

Advertisement

Kemudian untuk menghindari anak tersedak saat makan, dr Hari Wahyu mengingatkan, agar orangtua tidak menyuapi anak sambil berlari atau jalan-jalan dan sambil menonton televisi.

“Biasakan anak menikmati makanannya dengan makan di meja makan tanpa jalan-jalan atau berlari,” pungkasnya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif