Bisnis
Selasa, 30 April 2024 - 18:55 WIB

BI Rate Naik Jadi 6,25%, Ini Dampaknya bagi KPR BSI

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi menghitung suku bunga KPR. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menguraikan dampak kenaikan suku bunga acuan (BI Rate) menjadi 6,25% pada sektor pembiayaan kredit kepemilikan rumah (KPR) atau BSI Griya.

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, menguraikan ketika ada peningkatan suku bunga untuk dana pihak ketiga (DPK) atau tabungan tidak secara otomatis berimbas pada kenaikan bunga kredit KPR.

Advertisement

“Biasanya ya kalau peningkatan suku bunga DPK itu tidak automatically ditransmisikan ke lending rate-nya. Pasti ada ada jedanya, ada waktunya. Seperti saya sampaikan tadi, kami berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga tingkat cost of fund [CoF] yang tidak bergerak terlalu jauh dibandingkan dengan apa yang kami capai di kuartal I/2024,” ujarnya, dalam press conference paparan kinerja triwulan I 2024, melalui zoom meeting, pada Selasa (30/4/2024).

Pihaknya menjaga porsi DPK seingga tetap mampu bersaing dengan perbankan lainnya. Hery juga berencana untuk meningkatkan sisi competitive pricing pada sektor KPR perumahan. Selain itu dengan meminimalisasi persyaratan agar nasabah bisa lebih sederhana untuk mengajukan KPR di BSI Griya.

Direktur Penjualan dan Distribusi BSI, Anton Sukarna, mengaku optimistis pembiayaan KPR BSI masih bertumbuh. Dia menyebut angka kebutuhan rumah atau backlog di Indonesia masih relatif tinggi sekitar 12 juta unit.

Advertisement

Anton menilai saat ini pertumbuhan di BSI Griya relatif sehat, hingga kuartal I/2024, pihaknya mencatat pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp53,4 triliun atau naik 8,36% secara year on year (yoy) atau secara tahunan.

“Kami memiliki strategi petumbuhan pembiayaan perumahan yang related ke nasabah payroll. Sehingga kemudian kemampuan bayarnya sudah bisa kami pastikan. Di sisi lain kami juga melakukan kerja sama dengan pengembang terpercaya di seluruh Indonesia,” kata dia.

Lebih lanjut, Anton mengaku juga menyediakan produk pembiayaan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Misalnya dengan model fix price atau floating. Maka, sambung Anton, nasabah BSI Griya mempunyai fleksibilitas untuk memilih model pembiayaan yang bakal diambil.

Advertisement

Sebagai informasi, penyaluran pembiayaan BSI pada kuartal I/2024 mencapai Rp247 triliun atau tumbuh 15,89% (yoy). Dari nilai tersebut, sebesar 54,62% disalurkan pada segmen consumer. Sebesar 27,81% disalurkan ke segmen wholesale dan 17,56% ke segmen retail.

Pada segmen konsumer sendiri, pembiayaan terbesar disalurkan untuk pembiayaan griya, mitraguna, pensiun, bisnis emas, oto, cicil emas dan hasanah card.

Adapun untuk pembiayaan berkelanjutan, pihaknya telah menyalurkan Rp59,2 triliun yang didominasi oleh sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebesar Rp46,6 triliun, sustainable agriculture Rp4,9 triliun, energi terbarukan Rp0,9 triliun, dan proyek green lainnya sebesar Rp0,6 triliun.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif