Soloraya
Kamis, 8 November 2012 - 01:26 WIB

TOLO SOLO-KERTOSONO: Perbaikan Irigasi di Lima Desa Tertunda

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Septhia Ryanthie)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Septhia Ryanthie)

BOYOLALI – Satuan kerja (satker) pembangunan jalan tol Solo-Kertosono dan pengelola saluran irigasi setempat belum mencapai kesepakatan dalam rangka perbaikan saluran irigasi di lima desa wilayah Kecamatan Ngemplak. Akibatnya perbaikan saluran irigasi yang tertutup tanah pembangunan jalan tol di lima desa tersebut tertunda.
Advertisement

Menurut Koordinator Perwakilan Balai (Koperbal) Wilayah Gandul PSDA Bengawan Solo, Riyadi, pertemuan untuk membahas perbaikan saluran irigasi telah dilakukan beberapa kali. Namun, hingga pertemuan terakhir yang dilakukan pekan lalu, kedua belah pihak belum menemukan titik temu terkait realisasi perbaikan saluran irigasi. “Salah satu sebabnya karena desain yang ditawarkan untuk perbaikan saluran irigasi setelah ditelaah belum sesuai dengan kondisi di lapangan. Lokasi yang ditakasir untuk perbaikan saluran irigasi ternyata berbenturan dengan bangunan rumah warga maupun sawah itu sendiri,” katanya kepada Solopos.com.

Dirinya menduga desain yang telah dibuat tersebut belum dikonsultasikan kepada pihak yang memiliki kewenangan terhadap saluran irigasi di wilayah Kecamatan Ngemplak. Pihak yang ia maksud antara lain PSDA Provinsi Jawa Tengah sebagai pemegang kendali saluran irigasi sekunder di wilayah irigasi Waduk Cengklik kanan dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali selaku penaggung jawab saluran tersier yang ada di desa setempat.

Padahal, lanjut dia, mestinya pembuatan desain harus melalui beberapa tahap, antara lain setelah desain selesai dibuat harus dikonsultasikan kepada penanggung jawab irigasi setempat. Setelah satker pembangunan jalan tol dan penanggung jawab irigasi menyepakati desain itu, pelaksanaan perbaikan irigasi baru diserahkan kepada pihak kontraktor selaku pelaksana di lapangan.

Advertisement

Riyadi menambahkan, selain lima desa yang sudah terkena dampak pembangunan jalan tol (Desa Sindon, Desa Dibal, Desa Donohudan, Desa Sawahan dan Desa Pandeyan), ada satu desa lain yang juga terkena dampak, yakni Desa Kismoyoso. Saat ini pihaknya hanya bisa memantau perkembangan saluran irigasi di enam desa itu sambil menunggu penanganan dari pelaksana lapangan pembanguan jalan tol.

Ditemui terpisah, Kepala Personalia PT Hutama Karya selaku kontraktor yang menangani overpass Sindon, Pandeyan dan Jl Tol Solo Kertosono, Tri Kuncoro, belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut tentang tanggug jawab perbaikan saluran irigasi. “Untuk teknis di lapangan memang kami yang bertanggung jawab, tetapi soal irigasi merupakan masalah dengan cakupan lebih besar sehingga yang berhak memberi keterangan adalah Kementerian Pekerjaan Umum Pusat selaku satker jalan tol Solo-Kertosono,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif