Soloraya
Kamis, 8 November 2012 - 18:15 WIB

Puluhan Warga Tiga Desa Keracunan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga yang mengalami keracunan dirawat di emperan Puskesmas Bayat, Kamis (8/11/2012). (Moh Khodiq Duhri/JIBI/SOLOPOS)

Warga yang mengalami keracunan dirawat di emperan Puskesmas Bayat, Kamis (8/11/2012). (Moh Khodiq Duhri/JIBI/SOLOPOS)

KLATEN -— Puluhan warga di tiga desa di Kecamatan Bayat, Klaten, keracunan setelah mengonsumsi paket makanan dari acara peringatan delapan tahun wafatnya warga setempat, Kamis (8/11/2012).

Advertisement

Puluhan warga tiga desa yakni Bogem, Nengahan dan Paseban itu hingga Kamis sore masih dirawat di Puskesmas Bayat, Trucuk, dan Cawas. Pantauan di Puskesmas Bayat, sejumlah warga terpaksa mendapatkan perawatan medis di emperan puskesmas.

Tempat tidur di puskesmas tersebut sudah overload petugas membawa sebagian warga ke Puskesmas Trucuk dan Puskesmas Cawas. Setelah mengonsumsi paket makanan itu, warga merasakan mual-mual, muntah-muntah, sering buang air besar, hingga demam.

“Anak saya [Aulia Putri, 7] mulai mual-mual sejak pukul 02.00 WIB. Sampai sekarang dia sudah muntah tiga kali, berak empat kali, hingga suhu tubuhnya panas,” kata Ririn Astuti, 32, warga Bogem saat ditemui di emperan Puskesmas Bayat.

Advertisement

Menurut Ririn, putrinya tersebut merasakan sakit setelah memakan paket makanan pemberian tetangga yang menerima kiriman dari Keluarga Sri Kamari yang menggelar peringatan delapan tahun meninggalnya Purwo Admojo. “Kebetulan tetangga saya mendapat dua jatah dua paket makanan sehingga salah satunya diberikan kepada anak saya,” kata Ririn.

Anggota Keluarga Sri Kamari, Iwantoro, 45, mengatakan peringatan delapan tahun meninggalnya Purwo Admojo sebenarnya sudah digelar Rabu (7/11/2012). Menurutnya terdapat 100 paket makanan yang dikirimkan kepada 100 sanak saudara dari almarhum yang tersebar di tiga desa. Paket makanan itu berisi nasi opor, gudeg, telur, daging rendang, sambal goreng, dan kue. Namun hingga kini, dia tidak mengetahui jenis makanan apa yang terindikasi mengandung racun.

“Kalau nasi dan lauk pauknya kebetulan dimasak sendiri di rumah. Untuk kue dibeli dari Pasar Wedi. Untuk mengetahui makanan apa yang mengandung racun, kami masih menunggu hasil laboratorium,” kata Iwantoro.

Advertisement

Menurut Iwantoro, Sri Kamari, saat ini juga mengalami sakit. Warga yang lebih banyak berdomisili di Jakarta itu juga dirawat di sebuah klinik di kawasan Pakem, Jogja.

Camat Bayat, Edy Purnomo, yang ikut hadir di Puskesmas Bayat, mengatakan hingga kini masih dilakukan pendataan jumlah warga yang keracunan. Hingga Kamis sore, sebagian warga masih berdatangan ke puskesmas guna memeriksakan diri kesehatannya. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk menambah tenaga perawat, bidan, serta stok obat-obatan.

“Ada sekitar 60 warga, tetapi kemungkinan masih bisa bertambah. Mungkin sebagian warga memilih tidak memeriksakan diri ke puskesmas,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif