News
Senin, 5 November 2012 - 12:41 WIB

KECELAKAAN BATURADEN: Kernet Tahu Rem Blong dan Ingatkan Penumpang Istigfar

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

BANYUMAS — Sepanjang perjalanan pulang dari lokawisata Baturaden, sopir dan kernet bus PO Raharja sudah tahu rem tidak berfungsi. Akhirnya bus itu celaka di KM 9, Desa Rempoah, Baturaden, Banyumas, Jawa Tengah, dan merenggut 6 korban tewas.

“Saat sampai parkiran Baturaden paling bawah, angin rem sudah tidak ada. Sopir bingung, kemudian bilang sama saya kalau angin kosong,” kata kernet bus PO Raharja, Fery Budianto, kepada wartawan, Senin (5/11/2012).

Advertisement

Menurut Fery, sepanjang perjalanan, dirinya sempat meminta para penumpang untuk membaca istigfar dan berzikir. Seluruh penumpang pun kebingungan.

“Saya bilang sama penumpang agar semua baca istigfar dan dzikir. Tapi semua pada bingung,” ungkapnya.

Fery menjelaskan, selain rem, klakson bus juga mati. Ia mengaku khawatir karena di tengah perjalanan ada orang yang sedang hajatan. Beruntung bus tidak menabrak tempat hajatan karena kondisi jalan sepi.

Advertisement

“Untung dari bawah tidak ada kendaraan. Kalau ada kendaraan kita pasti sudah masukin bus itu ke tempat hajatan,” ungkapnya.

Fery mengatakan, saat kecelakaan tersebut dirinya berada di pintu depan bus. Lantai pintu bus lepas setelah menabrak tembok. Kemudian dirinya lari ke belakang bus dan melompati semua penumpang yang sedang panik.

“Saya lompati semua, lalu bus nabrak pohon di kiri jalan, saya turun ke jalan sendiri,” tambahnya.

Advertisement

“Kalau bus tidak menghantam mobil Isuzu Panther itu, kemungkinan bus belum berhenti. Dengan menghantam mobil itu kan bus jadi bisa berhenti, jadi buat ganjelan bus,” tuturnya.

Kecelakaan maut itu menelan 6 korban jiwa, yakni Novitia Lutfiatul Qhoiriah (19) mahasiswa Undip, Esti Nuha Ilmazakia (18) mahasiswa Undip, Ari Permadi (35) warga Desa Banjarsari, Nusawungu, Cilacap, Kuswandi (sopir bus), Haya Inas Zafira (19), warga Rempoah Baturraden, Banyumas, dan Siti Hariyati (40).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif