Soloraya
Jumat, 2 November 2012 - 14:53 WIB

Rentan Penyakit, Lansia Warga Boyolali Capai 167.449 Jiwa

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

BOYOLALI — Jumlah warga lanjut usia (Lansia) di Kabupaten Boyolali mencapai 167.449 jiwa atau sekitar 17,5 persen dari total jumlah penduduk di Kota Susu. Tingginya angka lansia tersebut seiring dengan peningkatan harapan hidup di Boyolali yang saat ini mencapai usia 72 tahun.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali, Syamsudin menyebutkan warga golongan lansia tersebut dihitung mulai dari warga yang berusia 55 tahun.

Advertisement

”Termasuk di dalamnya yang berusia di atas 60 tahun mencapai 88.748 jiwa atau sekitar 9,3 persen,” terang Syamsudin ketika ditemui wartawan di ruang kerjanya, Jumat (2/11/2012).

Dibandingkan dengan beberapa daerah lain, seperti Jogja yang jumlah warga lansianya mencapai 23 persen dari jumlah total penduduknya, persentase jumlah warga lansia di Kabupaten Boyolali termasuk dalam kategori level medium atau sedang.

Terhadap usia lanjut tersebut, Syamsudin menilai perlunya perhatian tersendiri mengingat warga pada usia tersebut lebih rentan terserang penyakit, utamanya penyakit hipertensi, metabolis seperti diabetes, atau gejala penyakit lain seperti tumor.

Advertisement

“Penyakit ini mayoritas disebabkan faktor menurunnya fungsi organ tubuh karena usia,” ungkapnya.

Namun menurut Syamsudin, kualitas hidup para lansia itu dapat lebih ditingkatkan, utamanya dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) demi menjaga kesehatan dan kondisi tubuh tetap fit.

”Selain pola makan sehat dan menghindari fast food [makanan siap saji], Lansia juga harus mengurangi makanan berlemak dan berkarbohidrat tinggi. Selain itu makanan dengan kandungan garam atau natrium juga harus dikurangi guna menghindari penyakit hipertensi, ginjal dan jantung,” paparnya.

Advertisement

Dijelaskan dia, hal ini karena saat ini terjadi pergeseran penyakit penyebab kematian lansia, yang sebelumnya mayoritas disebabkan penyakit infeksi menjadi penyakit degeneratif.

“Sekitar 15 tahun yang lalu penyakit pembunuh nomor satu karena infeksi, tetapi saat ini sudah beralih berupa penyakit-penyakit generatif, seperti diabet maupun hipertensi,” jelas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif