SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/wordpress.com)
WATES—Pemkab Kulonprogo perlu mengetatkan batas dinding bilik warung internet (warnet) guna meminimalisir terjadinya aksi mesum. Kasus terakhir, seorang siswi sebuah SMK, hamil setelah digauli berkali-kali di bilik warnet.
Informasi yang dihimpun, korban, sebut saja Kemuning,15, merupakan warga Desa Krembangan, Panjatan. Ia dihamili oleh kekasihnya, Agus Ikhfanudin,18, warga Dusun I, Krembangan, Panjatan.
Ditemui di ruang kerjanya, Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreksrim Polres Kulonprogo, Ipda Satiyem mengatakan aksi pencabulan itu bermula ketika pelaku dan korban sepakat untuk berpacaran medio Mei 2012 lalu. Setelah resmi berpacaran, pelaku kemudian sering mengajak korban untuk berselancar di dunia maya pada salah satu warnet yang terletak di kawasan Bendungan, Kecamatan Wates.
Sesampai di dalam bilik warnet, awalnya kedua remaja itu membuka beberapa situs jejaring sosial. Lantaran dinding bilik yang tertutup, pelaku mulai beraksi dengan mengajak korban membuka situs porno.
Pelaku kemudian mengajak korban untuk mempraktikkan apa yang mereka lihat pada situs itu. Korban pun kemudian merelakan kegadisannya direnggut. Tidak hanya sekali, mereka mengulangi perbuatan mesum itu hingga 10 kali. Pada kejadian yang kesembilan, korban mengaku sudah dalam keadaan hamil dan pelaku yang merupakan pengangguran tetap mengatakan ia siap bertanggung jawab.
Guna mempertanggungjawabkan perbuatannya, pelaku dijerat dengan pasal 81 dan 82 UU No.23/ 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman penjara maksimal 15 tahun. Menurut Ipda Satiyem, terjadi peningkatan jumlah kasus pencabulan anak yang ditangani unitnya dari 12 kasus 2011 menjadi 15 kasus tahun ini.