News
Kamis, 25 Oktober 2012 - 09:21 WIB

DAHLAN ISKAN: Tidak Jadi Menteri Juga Tak Masalah

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri BUMN Dahlan Iskan (JIBI/SOLOPOS/Dedi Gunawan)

Menteri BUMN Dahlan Iskan (JIBI/SOLOPOS/Dedi Gunawan)

JAMBI — Menteri BUMN Dahlan Iskan membantah dirinya menolak untuk memenuhi panggilan DPR, namun ketidakhadirannya itu terjadi karena dirinya masih meninjau berbagai proyek di Jambi.

Advertisement

“Saya ke Jambi guna meresmikan penjualan seribu ekor sapi hasil program integrasi sawit di PT Perkebunan Nusantara VI. Kalau bukan sekarang sapi-sapi itu dijual, lantas kapan lagi, karena tidak mungkin sapi dijual setelah Idul Adha,” katanya di Jambi, Rabu (24/10/2012) malam.

Selain itu, dirinya juga meninjau proyek pembangunan Bandara Sultan Thaha dan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas di Jambi hingga tengah malam.

Advertisement

Selain itu, dirinya juga meninjau proyek pembangunan Bandara Sultan Thaha dan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas di Jambi hingga tengah malam.

“Sebenarnya, rencana kunjungan ke Jambi itu sudah lama, tapi kebetulan karena sibuk, maka baru hari ini dapat dilakukan,” katanya.

Ditanya tanggapan soal pemanggilan oleh DPR dan akan ada pemanggilan paksa oleh DPR, Dahlan mengatakan tidak menjadi soal, sebab dirinya tidak merasa merugikan negara saat menjabat Dirut PLN.

Advertisement

Menanggapi hasil audit BPK terkait dugaan kerugian negara sebesar Rp37 triliun di PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) saat dirinya menjabat Direktur Utama, Dahlan menerangkan, waktu itu PLN dijanjikan akan dipasok gas sebagai pengganti BBM untuk pembangkit listrik sebanyak 200 MM sebagai langkah penghematan, dan sudah disahkan oleh DPR.

Namun katanya, hingga 2011, gas yang dijanjikan tidak datang, sementara PLN tidak memiliki gas maka rencana tersebut gagal dilakukan.

Dalam situasi itu, kata Dahlan, hanya ada dua pilihan yang dapat dilakukan dalam menghadapi persoalan itu, yakni listrik di Jakarta padam selama 6-8 bulan, atau tetap menggunakan BBM, dan pilihan kedua-lah yang dilakukan.

Advertisement

“Tahun itu, PLN dijanjikan akan didatangkan gas sebanyak 200 MM pengganti BBM pembangkit listrik, namun hingga 2011, gas yang dijanjikan tidak juga datang. Jadi bukan gas milik PLN, PLN tidak punya gas, gas itu milik swasta. Nah, dalam situasi itu, hanya ada dua pilihan, listrik di Jakarta padam selama 6-8 bulan atau tetap menggunakan BBM,” katanya.

Menurut dia, karena tidak jadi pakai gas, maka rencana penghematan tidak dapat terwujud, sebab gasnya memang tidak ada. Audit atas rencana dan catatan itulah yang mungkin menjadi temuan BPK

“Karena tetap pakai BBM, maka tidak jadi penghematan, dan mungkin karena itulah saya dikatakan telah merugikan negara sebesar Rp37 triliun,” katanya.

Advertisement

Hingga Rabu (24/10) pukul 21.30 WIB, Dahlan Iskan masih berada di lapangan meninjau proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas di Desa Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.

Dahlan Iskan mengatakan, proyek pembangkit tenaga mesin gas tersebut sangat vital dan merupakan proyek pertama di Indonesia.

“Gas di Sungai Gelam ini sudah ditemukan sejak 25 tahun lalu, namun tidak pernah dimanfaatkan, karena memang sedikit, namun sangat potensial dikembangkan sebagai pembangkit listrik. Baru sekarang akan dimanfaatkan. Kemajuan pelaksanaannya juga sudah mendekati penyelesaian,” katanya.

Ia menambahkan, jika proyek PLTMG Sungai Gelam ini berhasil, maka akan menjadi proyek percontohan bagi daerah-daerah lain, sebab masih banyak potensi gas yang belum termanfaatkan secara maksimal di berbagai daerah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif