News
Senin, 22 Oktober 2012 - 04:25 WIB

Happy Face Killer: Pengakuan yang Membebaskan Pembunuh Palsu (Bagian X)

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Keith Hunter Jesperson berbicara dengan pengacaranya, Tom Phelan, di pengadilan pada 1995 (murderpedia.org)

Keith Hunter Jesperson berbicara dengan pengacaranya, Tom Phelan, di pengadilan pada 1995 (murderpedia.org)

Begitu Jesperson mulai mengakui pembunuhan yang dilakukannya, penyelidikan langsung dilakukan secara marathon. Termasuk pula membuka kembali kasus-kasus pembunuhan wanita yang belum terpecahkan, yang kemudian diakui Jesperson.

Advertisement

Salah satunya adalah kasus pembunuhan pertamanya atas Taunja Bennett. Jauh hari saat Pavlinac mengarang kisah palsu terkait pembunuhan itu, Jesperson telah berupaya menunjukkan bahwa dirinya sebagai pembunuh sebenarnya. Sebelum mengirim surat pengakuan kepada kolumnis surat kabar The Oregonian, Jesperson telah membuat “pengakuan”.

Saat itu, kesal karena perhatian media lebih tercurah kepada Pavlinac, Jesperson menulis pengakuan secara anonim di sebuah kamar mandi di sebuah pangkalan truk, ratusan kilometer jauhnya dari lokasi kejadian. Sayangnya, tulisan yang juga disertai gambar “wajah tersenyum” saat itu tak mendapat perhatian serius, meskipun ada laporan masuk ke kepolisian.

Bagaimanapun, sejak tertangkapnya Jesperson disertai sejumlah pengakuan, tulisan di dinding kamar mandi itu kembali dilacak. Hasil penyelidikan itu dan pengakuan Jesperson atas pembunuhan Bennet akhirnya berpengaruh terhadap status Pavlinac dan Sosnovske.

Advertisement

Setelah lebih dari empat tahun publik meyakini Pavlinac dan Sosnovske sebagai pembunuh Bennett, pada 27 November 1995 mereka akhirnya dibebasnya dari penjara. Hal itu terjadi setelah Jesperson dan pengacaranya memberikan pengakuan dengan bukti meyakinkan.

Saat itu Jesperson secara tepat mampu memberi tahu petugas lokasi penyembunyian tas dan dompet Bennett yang belum ditemukan. Satu-satunya yang tahu lokasi itu dipastikan adalah sang pembunuh sebenarnya.

Pengakuan demi pengakuan itu keluar dari mulut Jesperson sementara dia mendekam di Penjara Clark County untuk pembunuhan Winningham. Kepada pengacaranya, Thomas Phelan, Jesperson mulai mengakui satu demi satu pembunuhan yang dilakukannya.

Advertisement

Salah satu pembunuhan yang paling awal diakuinya adalah pembunuhan Subrize, 21. Bukannya tutup mulut atas kejahatannya, Jesperson malah menceritakannya kepada seorang tahanan lain, yang pada gilirannya melapor kepada pihak berwenang.

“Dalam kemarahan, aku membunuhnya di Wyoming,” aku Jesperson. (Bersambung Bagian XI)

Dari berbagai sumber

Bagian IX

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif