Soloraya
Sabtu, 20 Oktober 2012 - 19:03 WIB

Musim Pancaroba, Dinkes Boyolali Imbau Warga Waspadai Penyakit DBD

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

BOYOLALI — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali mengimbau masyarakat Kota Susu agar waspada terhadap merebaknya penyakit menular, terutama demam berdarah dengue (DBD) dan berbagai penyakit gangguan perut akibat lalat, selama musim pancaroba, dari musim kemarau ke musim hujan ini.

Kepala Dinkes Boyolali, Syamsudin mengemukakan memasuki musim hujan, terjadi perubahan pola penyakit terutama pada penyakit yang dipicu kondisi lingkungan sekitar.

Advertisement

“Paling diwaspadai yakni DBD dan berbagai penyakit perut,” terang Syamsudin kepada wartawan, Sabtu (20/10/2012).

Kewaspadaan DBD tersebut menurut dia terutama di wilayah endemis yang tersebar di sebagian besar kecamatan di Boyolali. Daerah endemis DBD di Boyolali setidaknya meliputi 53 desa di 15 kecamatan di Boyolali. Serangan DBD beberapa tahun terakhir tercatat dialami ratusan warga dan beberapa di antaranya hingga meninggal.

Disinggung jumlah korban serangan DBD dalam beberapa pekan terakhir ini, Syamsudin menyebutkan saat ini belum ada korban yang tercatat sampai meninggal dunia (MD). Namun begitu, pihaknya meminta penyakit tersebut diantisipasi sedini mungkin.

Advertisement

“Sampai saat ini kami terus gencarkan sosialisasi gerakan pembasmian sarang nyamuk (PSN), serta melakukan pelatihan kader-kader untuk pemantauan jentik berkala (PJB),” katanya.

PSN dan PJB tersebut terutama dilakukan di tempat-tempat umum, kantor SKPD, serta lingkungan perumahan warga. Sedangkan kader yang dilatih, dijelaskannya, antara lain melibatkan gerakan Pramuka, korps sukarela (KSR) di sekolah-sekolah, juga melibatkan pihak karang taruna di setiap desa.

Sementara untuk berbagai penyakit gangguan perut, Syamsudin meminta supaya masyarakat terus menjaga pola hidup bersih dan sehat. Peralihan ke musim penghujan menurut dia akan terjadi pergeseran pola penyakit dari ISPA ke penyakit perut. Penyebabnya, menurut Syamsudin terutama disebabkan perkembangbiakan lalat.

Advertisement

Di musim hujan lanjut dia, banyak sampah khususnya sisa makanan rumah tangga yang dibuang secara terbuka, akan mengundang lalat untuk berkembang biak. Berbeda dengan musim kemarau, sampah sisa makanan akan langsung kering dan tidak bisa digunakan lalat untuk berkembang biak.

“Antisipasinya, sebaiknya masyarakat tidak membuang sampah sisa makanan secara terbuka, tapi dibuang dalam kantong plastik yang ditali rapat-rapat,” tandasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif