Soloraya
Rabu, 1 Mei 2024 - 12:52 WIB

Jalan Usaha Tani Dikeruk, Seratusan Petani di Gabus Sragen Protes ke Pemdes

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seratusan warga yang juga petani di Dukuh Gabus Wetan, Desa Gabus, Ngrampal, Sragen, menggelar aksi unjuk rasa memprotes kebijakan Pemxds Gabus karena mengeruk jalan, Rabu (1/5/2024). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN—Seratusan warga Dukuh Gabus Wetan RT 005, 006, dan 007 menggelar aksi unjuk rasa memprotes kebijakan Pemerintah Desa (Pemdes) Gabus, Kecamatan Ngrampal, Sragen, berkaitan dengan jalan usaha tani yang dikeruk dengan ekskavator.

Aksi unjuk rasa warga yang mayoritas petani itu digelar di jalanan tersebut yang bertepatan pada Hari Buruh Internasional, Rabu (1/5/2024).

Advertisement

Jalan usaha tani sepanjang hampir 1 km itu sudah dalam kondisi terkeruk sedalam sekitar 30 cm dari jalan sebelumnya. Material kerukan itu diratakan di sisi barat jalan dengan harapan untuk pembuatan jalan baru. Dalam kegiatan itu ada dua plakat kegiatan.

Plakat pertama berisi kegiatan macadam JUT gotong-royong dengan volume 940 meter, dana desa tahap I 2024 senilai Rp50 juta, dan dikerjakan secara swakelola.

Advertisement

Plakat pertama berisi kegiatan macadam JUT gotong-royong dengan volume 940 meter, dana desa tahap I 2024 senilai Rp50 juta, dan dikerjakan secara swakelola.

Pada saat aksi warga berlangsung tiba-tiba ada plakat baru yang dipasang dengan anggaran Rp50 juta dari Silpa Dana Desa 2024 dengan nama kegiatan cut and fill jalan yang dilaksanakan secara swakeloa.

Warga berkerumun di pintu masuk jalan itu yang juga terdapat ekskavator kecil. Ketika ada yang menancapkan plakat baru, warga semakin emosional karena keterangannya berbeda dengan plakat sebelumnya.

Advertisement

Perwakilan warga yang juga petani, Riko Mahananda, kepada wartawan di sela-sela aksi itu mengungkapkan Warga Gabus Wetan menuntut perbaikan jalan dan kondisi jalan dikembalikan seperti semula.

Dia mengatakan dengan kondisi jalan yang sudah dikeruk dengan ekskavator itu menyulitkan petani untuk pemupukan dan perawatan sawah karena jalannya menjadi rusak.

“Petani menginginkan jalan usaha tani dikembalikan pada posisi semua yang sudah bagus. Kami tidak tahu adanya kebijakan ini. Tahu-tahu sudah ada ekskavator dan jalan dikeruk tanpa ada sosialisasi kepada warga. Jalan ini dulu dibangun secara swadaya oleh warga. Ketika rusak juga warga swadaya memperbaiki hingga akhirnya jalan sudah baik tetapi tiba-tiba malah dirusak,” jelas Riko.

Advertisement

Dia menjelaskan jalan usaha tani itu sepanjang hampir 1 km dengan lebar jalan yang diperbaiki warga selebar 4-5 meter dari total lebar jalan mencapai 24 meter.

Dia mengungkapkan jalan ini menjadi akses utama bagi petani untuk mengurus sawah masing-masing. “Yang penting jalan ini dikembalikan seperti semula. Warga sudah keluar dana dan tenaga untuk capai-capai bangun jalan kok malah dirusak tanpa pemberitahuan warga,” jelas dia.

Riko menyatakan para warga menunggu Kepala Desa (Kades) Gabus dan perangkatnya untuk datang ke lokasi . Dia berharap dengan kedatangan Kades dan perangkatnya maka warga meminta ada kejelasan dan mediasi pada hari itu juga.

Advertisement

“Kami masih menunggu Pak Lurah datang. Katanya pagi ini beliau mau datang. Kami mempertanyakan awalnya kegiatan makadam Rp50 juta, tetapi dalam pelaksanaannya menjadi pengerukan jalan dan mengalihkan jalan. Kami bingung,” jelasnya.

Pelaksanaan dalam plakat tercatat swakelola, kata dia, tetapi dalam pelaksanaan menggunakan pihak ketiga. Dia mengatakan pengerukan jalan ini sudah berjalan tiga hari ini. Dia menyatakan sebelum ada mediasi maka warga menghentikan pekerjaan itu

Aksi warga tersebut juga disaksikan aparat Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban masyarakat (Bhabinkamtibmas). Setelah menunggu sekian lama, akhirnya ada Kades Gabus dan Sekretaris Desa (Sekdes) Gabus yang datang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif