News
Minggu, 14 Oktober 2012 - 16:07 WIB

PILGUB JATENG: Logo Tak Direvisi, Kontroversi Diminta Dihentikan

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Logo Pilgub Jateng

Logo Pilgub Jateng

SEMARANG-Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jateng, menyatakan tak akan merevisi maskot Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng 2013 berupa tokoh Gatotkaca.

Advertisement

”Maskot Pilgub Jateng 2013 sudah selesai, tak ada revisi,” kata Ketua KPU Provinsi Jateng, Fajar Saka kepada Solopos.com di Semarang, Minggu (14/11/2012).

Pernyataan Fajar ini menanggapi protes dari sejumlah pihak tentang maskot Gatotkaca yang dinilai bias jender dan menyalahi penggunaan bahasa.

Advertisement

Pernyataan Fajar ini menanggapi protes dari sejumlah pihak tentang maskot Gatotkaca yang dinilai bias jender dan menyalahi penggunaan bahasa.

Seperti diberitakan, Koordinator Direktur Legal Resources Cencer untuk Keadilan Jender dan Hak Asasi Manusia (LRC-KJHAM) Jateng, Fahrurozi, menyatakan maskot pilgub mengabaikan kepentingan perempuan.

Bahkan menurut dia, gambar Gatotkaca mirip dengan Gubernur Jateng, Bibit Waluyo yang berencana maju lagi pada pilgub mendatang.

Advertisement

”Penggunaan bahasa di wilayah publik seharusnya menaati aturan atau norma kebahasaan. Kalau memakai bahasa daerah konsisten jangan dicampur dengan bahasa Indonesia,” kata dia.

Lebih lanjut Fajar menyatakan, penentuan maskot Gatotkaca untuk Pilgub Jateng 2013 bukan dilakukan oleh KPU provinsi.

Namun, pilihan para juri pada lomba maskot Pilgub Jateng 2013 yang digelar KPU provinsi beberapa waktu lalu. Para juri memilih gambar Gatotkaca karya Lily Sugiati dari Bekasi sebagai juara pertama.

Advertisement

”Anggota dewan juri merupakan orang-orang yang kredibel,” tandasnya tanpa menyebutnya nama-namanya.

Dia menampik tudingan adanya bias jender dalam penggunaan maskot Gatotkaca, karena pemilihan simbol Gatotkaca karena tokoh pemberani, sakti dan perkasa, serta di perwayangan merupakan tokoh populer.

Dalam konteks Pilgub Jateng 2013, Gatotkaca merupakan implementasi masyarakat Jateng yang kuat berbasis ragam dinamika kehidupan ekonomi, modal sosial, demokrasi, politik, lingkungan dan budaya.

Advertisement

”Jadi tak ada kaitannya dengan jender, laki-laki atau perempuan. Tapi pada semangat gubernur dan wakil gubernur terpilih harus wicaksono (bijaksana) dalam mengemban amanah dan mengejawantah-kannya ke visi, misi dan program kerja,” paprnya.

Mengenai penggunaan maskot yang menggunakan bahasa campuran Jawa dan Indonesia, menunjukkan keragamanan warga Jateng.

”Orang memang bisa menafsirkan macam-macam tentang maskot Pilgub Jateng 2013. Tapi bagi kami maskot Gatotkaca sudah selesai,” kata Fajar.

Sementara Wakil Gubernur Jateng, Rustriningsih, menyatakan KPU provinsi bisa menyikapi kritik tentang maskot pilgub secara dewasa dalam kerangka kebaikan bersama.

Menurut dia, tidak ada unsur politik dalam polemik maskot pigub. Berbagai kritik yang muncul masih dalam ranah yang wajar.

“Kritik ini menunjukkan masyarakat peduli terhadap Pilgub Jateng. Masyarakat sudah cerdas, kritis dan melek politik,” ujar bakal calon gubernur (cagub) yang mendaftar melalui PDIP ini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif