Soloraya
Jumat, 5 Oktober 2012 - 13:28 WIB

Cengklik Dikeruk, Petani Keberatan Penghilangan Karamba

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu karamba di Waduk Cengklik (Septhia Ryanthie/JIBI/SOLOPOS)

Salah satu karamba di Waduk Cengklik (Septhia Ryanthie/JIBI/SOLOPOS)

BOYOLALI — Para petani ikan di kawasan Waduk Cengklik, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, menyatakan keberatan dengan rencana Dinas Pengelolaan Sumber Dara Air (PSDA) Provinsi Jateng menertibkan bahkan menghilangkan keramba di waduk, seiring pengerukan untuk mengatasi sedimentasi.

Advertisement

Sebelumnya, tahap pertama pengerukan waduk tersebut direncanakan awal November 2012 ini, menyusul kucuran dana dari APBN senilai Rp5 miliar. Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Tengah, Prasetyo Budi Yuwono, saat mendampingi Gubernur Jateng, Bibit Waluyo, meninjau kondisi Waduk Cengklik di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Kamis (4/10/2012), mengemukakan pengerukan juga akan disertai penertiban keramba milik petani ikan di waduk tersebut.

Dimintai tanggapan seputar rencana pengerukan sedimentasi sekaligus penertiban keramba, salah seorang petani ikan di Waduk Cengklik, Rohmat, menyatakan keberatan jika keramba-keramba di waduk tersebut harus dihilangkan.

“Jelas kami keberatan jika keramba-keramba kami harus dihilangkan karena dari sini kami bisa mendapatkan penghasilan selama ini,” ujar Rohmat kepada wartawan, Jumat.

Advertisement

Rohmat mengaku heran dengan rencana Dinas PSDA. Sebab dikatakannya, keberadaan keramba-keramba di waduk tersebut awalnya justru merupakan program PSDA yang pernah dirintis sejak tahun 2002 silam.

“Ya dulu dari PSDA ada program pemberdayaan masyarakat sekitar Waduk Cengklik yang dilaksanakan tahun 2002, salah satunya dengan pembuatan-pembuatan keramba untuk budi daya ikan. Dengan tujuan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar waduk. Bahkan kami juga mendapatkan bantuan dari pemerintah antara lain berupa benih ikan,” beber Rohmat.

Saat program itu dicanangkan tahun 2002 tersebut, Rohmat menuturkan para petani ikan kemudian membentuk kelompok-kelompok petani ikan.

Advertisement

Menurut Rohmat, pihaknya tidak keberatan adanya penataan dan pengendalian. Namun petani berharap karamba-karamba tersebut tetap ada meski dilakukan pengerukan waduk.

“Kalau ditata kami tidak apa-apa, tapi kalau harus dihilangkan [keramba], tentunya kami keberatan,” pungkasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif