Soloraya
Jumat, 5 Oktober 2012 - 15:31 WIB

14.672 Ha di Boyolali Dibiarkan Bera

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Dok)

BOYOLALI — Luas lahan pertanian di wilayah Kabupaten Boyolali yang mengalami gagal panen atau puso mencapai sekitar 63 hektare (ha). Hal itu dipicu minimnya pasokan air untuk lahan pertanian tersebut selama musim kemarau tahun ini. Selain itu, tercatat seluas 14.672 ha lahan pertanian yang termasuk sawah tadah hujan bera atau tidak bisa ditanami. Lahan itu tersebar di sejumlah kecamatan, antara lain Simo, Nogosari, Andong, Sambi dan Ngemplak.

Advertisement

Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Dispertanbunhut) Boyolali, Bambang Purwadi, mengemukakan area pertanian yang puso tersebar di beberapa kecamatan, seperti Wonosegoro, Klego dan Karanggede.
“Menjelang musim kemarau beberapa waktu lalu, kami sudah mengimbau para petani agar menanam palawija, mengingat selama musim kering, ketersediaan air untuk lahan pertanian dipastikan minim. Hal itu untuk mengantisipasi gagal panen. Namun mereka mayoritas tetap memilih menanam padi,” ungkap Bambang kepada wartawan di Boyolali, Jumat (5/10/2012).

Disinggung tentang serangan hama terhadap tanaman padi, Bambang mengakui ada serangan hama tikus di tiga wilayah yaitu Ampel, Banyudono dan Sawit.

”Di Ampel, serangan hama tikus mengakibatkan 5 hektare lahan tanaman  padi gagal panen. Untuk di Sawit dan Banyudono tidak sampai membuat gagal panen,” imbuh dia.
Langkah efektif yang dapat dilakukan untuk membasmi hama tikus tersebut, menurut Bambang, antara lain dengan melakukan gropyokan massal. Untuk itu, Bambang berharap petani yang lahannya terserang hama tikus untuk terus menggalakkan gerakan gropyokan tikus. Selain itu langkah yang tepat agar serangan hewan tidak meluas dengan membersihkan saluran air. Dengan mengatur sirkulasi air serta kebersihan di sekitar lahan pertanian, diharapkan hama tikus dapat diminimalisasi.

Advertisement

”Kami juga mempertimbangkan lagi pengembangbiakkan burung hantu,” imbuh dia.
Bambang menambahkan pihaknya akan terus menerus mengadakan sosialisasi pola tanam padi-padi-palawija pada setiap musim tanam (MT). ”Kami juga mengerahkan para penyuluh di lapangan termasuk melibatkan tokoh-tokoh masyarakat,” tandasnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif