Soloraya
Kamis, 4 Oktober 2012 - 21:21 WIB

Sepenggal Kisah Dibalik Rencana Revitalisasi Pasar Klewer...

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pasar Klewer (Dok/Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

Pasar Klewer (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

Malam semakin larut, udara dingin menyergap. Dalam kesunyian malam, Rahayu Utami, 41, tak bisa memejamkan mata. Bayang-bayang revitalisasi Pasar Klewer terus menggelayut dalam pelupuk matanya.

Advertisement

Penyakit susah tidur yang dialami Rahayu terjadi sekitar satu bulan ini. Ditambah,sakit maag yang dideritanya makin parah. Kini, Rahayu tak bisa berangkat berdagang di Pasar Klewer karena kondisi badannya ngedrop. Hari-hari Rahayu dilalui di rumahnya di Mangkuyudan, Purwosari, Laweyan, Solo. Berbagai macam obat menjadi konsumsi sehari-harinya.

“Saya sebelumnya menderita sakit maag, namun tak begitu parah. Saat maag kambuh langsung minum obat, besoknya bisa beraktivitas kembali. Kali ini beda, sejak mencuat rencana revitalisasi Pasar Klewer, sakit maag semakin parah. Sekarang asam lambung naik,” cerita Rahayu kepada Solopos.com, Kamis (4/10/2012).

Penyakit asam lambung yang dialami Rahayu terjadi setelah rencana revitalisasi Pasar Klewer yang digulirkan Pemerintah Kota (Pemkot) terdengar santer. Tidak hanya itu, penyakit vertigo menjadi pelengkap atas derita yang dirasakan pedagang yang menempati kios di Blok B, Pasar Klewer.

Advertisement

“Saya kecewa dengan sikap Pemkot Solo. Mengapa pedagang tidak pernah diajak rembuk bareng. Mbok ya kalau pedagang diajak dialog terus ngomongin revitalisasi pasar secara baik-baik, kan enak. Enggak seperti ini tambah rumit,” terang Rahayu dengan nada terengah.

Kendati menghabiskan waktu di rumah, Rahayu tidak absen menyimak perkembangan revitalisasi melalui media massa. Selain itu, dia mendengar cerita suami dan kerabatnya yang turut berdagang di Pasar Klewer.  “Namanya pedagang kan penasaran dan ingin tahu perkembangan soal rencana revitalisasi. Tapi kok lama-lama pedagang tidak pernah dianggap, semakin ditinggalkan. Belum apa-apa sudah ada pengumuman analisis mengenai dampak lingkungan (amdal),” jelasnya.

Keresahan soal revitalisasi juga diutarakan Muflihatin, 54. Pedagang yang berjualan di Blok D ini mengaku mengalami stres. “Saya sempat enggak doyan makan. Tidurnya sulit, akibatnya berat badan turun,” tuturnya.

Advertisement

Pemkot Solo hingga kini terus berupaya melanjutkan revitalisasi Pasar Klewer. Sampai saat ini, langkah Pemkot yakni menempel pamflet tentang pengumuman amdal. Langkah Pemkot dianggap sebagian pedagang sangat meresahkan. Alasannya, pembahasan studi kelayakan atau feasibility study (FS) belum sepenuhnya menemukan titik terang alias buntu.

Muhammad Khamdi/JIBI/SOLOPOS

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif