Soloraya
Kamis, 4 Oktober 2012 - 06:46 WIB

7 Kilometer Jalan di Wonosegoro Rusak Parah

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengendara sepeda motor memilih jalur lawan arah untuk mencari permukaan jalan layak saat melintas di daerah perbatasan Desa Repaking dan Desa Gunungsari, Kecamatan Wonosegoro, Boyolali. Foto diambil belum lama ini. (Oriza Vilosa/JIBI/SOLOPOS)


Pengendara sepeda motor memilih jalur lawan arah untuk mencari permukaan jalan layak saat melintas di daerah perbatasan Desa Repaking dan Desa Gunungsari, Kecamatan Wonosegoro, Boyolali. Foto diambil belum lama ini. (Oriza Vilosa/JIBI/SOLOPOS)

BOYOLALI–Sekitar tujuh kilometer (km) jalan dari Repaking-Bandung, di Kecamatan Wonosegoro, Boyolali rusak parah.

Advertisement

Warga mempertanyakan keseriusan pihak terkait dalam meningkatkan mutu infrastruktur di daerah Boyolali utara itu.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, baru-baru ini, kerusakan jalan nyaris merata ditemui dari perbatasan Desa Repaking dan wilayah Kedungjati, Grobogan. Mayoritas aspal pada jalur tersebut mengelupas. Selain dihadapkan terhadap trek terjal, pelintas jalan juga harus menghirup udara tak sehat dari debu yang muncul akibat jalanan kering pada kemarau ini.

“Menurut hitungan kami, sekitar 7 km jalan rusak. Super parah. Lokasi rusak dari Repaking-Garangan-Bandung,” kata Bayan Kadus I Repaking, Pujiyono saat ditemui Solopos.com di kediamannya belum lama ini.

Advertisement

Menurutnya, kondisi tersebut mempersulit warga Wonosegoro dalam melakukan aktifitas. Belum terwujudnya perhatian terhadap infrastruktur dianggapnya memperlambat perkembangan perekonomian warga Wonosegoro. Pasalnya, lanjut dia, jalan tersebut merupakan jalur warga menuju pusat-pusat kegiatan ekonomi. Dia menilai Wonosegoro memiliki potensi ekonomi lintas daerah, yakni ke Karanggede, Boyolali sendiri, Grobogan, Semarang dan Salatiga.

Selain itu, kondisi jalan rusak dalam kurun waktu lama menyingkirkan minat pengusaha angkutan umum mengambil daerah operasi Wonosegoro. Akibatnya, tak jarang warga terpaksa menempuh perjalanan dengan jalan kaki.

“Katanya mau ada bus lewat sini. Tapi tak segera terwujud. Jalannya begini, mana ada yang tertarik,” kata Sumiyati, 56, warga Gunungsari yang berjalan kaki menempuh perjalanan ke Kedungjati.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif