Soloraya
Rabu, 3 Oktober 2012 - 16:49 WIB

Lagi, Atap Rumah Rusak Diduga Akibat Gas Buang Pesawat

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - GEMPA 5,1 SR DI BANYUWANGI JATIM Copyright:ANTARA Date:Okt 04 11:40 Print: Print Version Category:IBU Kembali Bandarlampung, 4/10 (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan, telah terjadi gempa bumi tektonik dengan kekuatan 5,1 skala Richter (SR) di barat daya Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis, pukul 10.51 WIB. Menurut BMKG seperti disampaikan Kepala Stasiun Geofisika Kotabumi Lampung Chrismanto, gempa itu berada pada wilayah dengan koordinat 10.56 derajat Lintang Selatan (LS) dan 113.99 derajat Bujur Timur (BT), dengan kedalaman pusat gempa (episentrum) 10 km. Lokasi gempa ini berada di selatan Jawa; 243 km barat daya Banyuwangi, Jatim; 252 km barat daya Denpasar; 258 km barat daya Badung, Bali; dan 937 km tenggara Jakarta. BMKG menegaskan bahwa gempa ini tidak berpotensi menimbulkan ancaman tsunami. (T.B014)


Rumah warga Dukuh Wangkis, Desa Dibal, Kecamatan Ngemplak, yang terkena empasan angin kencang yang diduga berasal dari dampak gas buang pesawat terbang di Bandara Adi Soemarmo Solo. Foto diambil Rabu (3/10/2012). (Septhia Ryanthie/JIBI/SOLOPOS)

BOYOLALI — Kerusakan atap rumah warga akibat empasan kuat yang diduga berasal dari efek gas buang pesawat terbang di Bandara Adi Soemarmo Solo, kembali terjadi. Kali ini, peristiwa itu menimpa rumah warga Dusun Wangkis, Desa Dibal, Kecamatan Ngemplak, Wiryo Slamet, 80, Selasa (2/10/2012) sore.

Advertisement

Ditemui di rumahnya, Rabu (3/10/2012), Wiryo menuturkan empasan angin yang sangat kuat itu tiba-tiba muncul saat ada pesawat terbang mendarat di bandara, melintas di atas rumahnya, Selasa sore.

“Saya sedang ngeteh [minum teh] di ruang tengah, tiba-tiba ada suara sreeet dua kali. Tahu-tahu genteng rumah saya jatuh dan berantakan seperti dihantam benda keras. Ada yang hampir menimpa kepala saya, tapi saya bisa menghindar. Tapi sebagian plafon rumah saya jebol,” ujar Wiryo kepada wartawan, Rabu.

Advertisement

“Saya sedang ngeteh [minum teh] di ruang tengah, tiba-tiba ada suara sreeet dua kali. Tahu-tahu genteng rumah saya jatuh dan berantakan seperti dihantam benda keras. Ada yang hampir menimpa kepala saya, tapi saya bisa menghindar. Tapi sebagian plafon rumah saya jebol,” ujar Wiryo kepada wartawan, Rabu.

Setelah itu, Wiryo mengatakan dirinya kemudian keluar rumah untuk mengecek dan terlihat beberapa genteng yang berada di penuwun rumahnya bagian belakang berantakan.

Diakuinya, kejadian seperti itu sudah beberapa kali dialaminya. Rumah Wiryo hanya berjarak sekitar 800 meter dari landasan pacu bandara tersebut, sehingga menurut dia, dirinya sebenarnya sudah terbiasa dengan suara deru mesin pesawat terbang.

Advertisement

Wiryo mengakui setelah dirinya melaporkan kejadian tersebut, pernah mendapatkan uang ganti rugi dari pihak bandara, namun nilainya tidak cukup untuk membiayai penggantian genteng dan ongkos pasang genteng.

”Ya kalau ada kerusakan lagi seperti ini, tentunya saya juga berharap ada ganti rugi dari pihak terkait,” katanya.

Berdasarkan pantauan pada saat ada sebuah pesawat terbang akan mendarat di Bandara Adi Soemarmo, Rabu pagi, gas buang pesawat dari proses pendaratan tersebut tidak secara langsung memunculkan empasan angin kencang. Namun beberapa saat setelah pesawat menghilang dari pandangan, tiba-tiba terdengar suara seperti kibasan senjata tajam dan sepintas terlihat ada empasan angin menimpa ujung beberapa pohon bambu yang kebetulan ada di kawasan itu.

Advertisement

”Empasan angin kencang tiba-tiba ini, yang sering menghancurkan genteng rumah warga. Ini sering terjadi saat pesawat landing [mendarat],” ungkap Kadus IV Desa Dibal, Aditya Kuncara Setyawan.

Aditya menjelaskan peristiwa genteng jatuh atau atap rumah warga yang rusak karena dugaan terkena dampak gas buang pesawat itu memang beberapa kali dialami warga di wilayah itu. Mengingat jarak dukuh yang dekat dengan ujung landasan pacu bandara.

”Kalau ada warga yang melapor, saya langsung menginventarisasi kerusakan yang ada,” katanya.

Advertisement

Aditya mengaku pihaknya juga sudah berupaya melaporkan kondisi ini kepada pihak terkait. ”Pemdes sudah melaporkan hal ini kepada pihak bandara namun belum ada tanggapan. Kami berharap ada kerjasama dengan pihak terkait agar prosedurnya tidak berbelit-belit,” harapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif